Pengertian Skala Likert

Pengertian Skala Likert : Cara Menghitung dan Contoh Untuk Penelitiannya

Posted on

Empat Pilar – Pengertian Skala Likert : Cara Menghitung dan Contoh Untuk Penelitiannya. Tuntun langkah Kalian melalui pengertian Skala Likert : cara menghitung dan contoh untuk penelitiannya. Artikel ini membantu Kalian memahami dan menerapkan skala Likert dengan benar dalam penelitian Kalian.

Dalam dunia penelitian, ada banyak jalan yang bisa dilalui untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Salah satu cara yang cukup sering digunakan adalah dengan menggunakan Skala Likert. Jadi, apa sebenarnya pengertian Skala Likert? Bagaimana cara menghitungnya? Dan apa saja contoh penggunaannya dalam penelitian? Mari kita bahas satu per satu.

Dalam penelitian, pemahaman konsep penting merupakan tonggak pertama untuk mencapai hasil yang valid dan reliabel. Maka dari itu, mari kita mulai dengan pemahaman dasar Skala Likert.

Pengertian Skala Likert

Skala Likert adalah metode statistika yang menggunakan skala bipolar untuk mengukur data kuantitatif yang meliputi tanggapan positif dan negatif. Terdapat 5 pilihan umum dalam kuisioner skala Likert, yaitu sangat senang (SS), Senang (S), Netral (N), Tidak Senang (TS), dan sangat tidak senang (STS).

Penggunaan metode kuisioner skala Likert memiliki tujuan utama untuk menghasilkan data yang akurat dan teruji kebenarannya. Skala ini sering digunakan dalam berbagai survei atau pengisian angket.

Untuk memanfaatkan skala ini dengan baik, penting untuk memahami teknis dan cara penggunaannya. Hal ini akan memudahkan proses pengukuran data dibandingkan dengan menggunakan skala yang berbeda.

Jika tidak memahami teknis penggunaan skala Likert secara rinci, proses pengambilan data dan perhitungannya dapat terganggu.

Oleh karena itu, agar penggunaan skala ini lebih efektif dan efisien, sebaiknya mempelajari teknis penggunaan dan penerapannya untuk berbagai kasus.

Dalam pengujian skala Likert, terdapat 5 aspek kepuasan pelanggan. Beberapa aspek tersebut adalah:

  1. Aspek Tangibles
    Kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, yang dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan.
  2. Aspek Reliability dan Assurance
    Kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, seperti penyediaan fasilitas, ruangan, bangunan, dan pelayanan fisik lainnya.
  3. Aspek Responsiveness
    Sebuah aspek yang menentukan sejauh mana pelayanan mempengaruhi perilaku dan kepuasan pelanggan.
  4. Aspek Empathy
    Pelayanan perusahaan yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan, misalnya perhatian yang tulus dan dekat terhadap setiap pelanggan, sehingga perusahaan dapat memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan secara spesifik.
  5. Aspek Information System
    Perusahaan memiliki data yang digunakan untuk mendukung kepuasan pelanggan yang ada.

Bentuk-Bentuk Skala Likert

Terdapat beberapa jenis bentuk skala Likert yang menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu pernyataan atau pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Bentuk dan pilihan skala Likert dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Namun, umumnya terdapat lima jenis pilihan yang sering digunakan dalam skala Likert, yaitu:

  1. Sangat Setuju (SS): Menunjukkan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan atau pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
  2. Setuju (S): Menandakan bahwa responden cenderung setuju dengan pernyataan yang diajukan.
  3. Ragu atau Netral (N): Ketika responden tidak dapat memilih antara setuju atau tidak setuju.
  4. Tidak Setuju (TS): Mengindikasikan bahwa responden tidak setuju dengan pernyataan atau pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
  5. Sangat Tidak Setuju (STS): Menunjukkan bahwa responden sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang diajukan oleh peneliti.

Rumus Skala Likert

Nah setelah memahami Pengertian Skala Likert, selanjuntya setelah responden memberikan jawaban atau tanggapan terhadap suatu pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil jawaban tersebut berdasarkan skor dalam setiap kategori.

Untuk jawaban yang positif, akan diberikan skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Sementara itu, untuk jawaban yang negatif, akan diberikan skor 1, 2, 3, 4, dan 5, atau dapat pula menggunakan skor -2, -1, 0, 1, dan 2.
Setelah itu, skor dari setiap jawaban akan dijumlahkan untuk mendapatkan hasil penelitian. Untuk menghitungnya, digunakan rumus sebagai berikut.

Rumus Skala Likert: T x Pn

Di mana T merupakan total jumlah responden yang memilih, dan Pn adalah pilihan angka skor Likert. Hasil perhitungan tersebut kemudian akan dianalisis sebagai variabel tambahan dalam penelitian.

Metode Pengukuran Skala Likert

Masih dalam pembahasan Pengertian Skala Likert, berikutnya dalam melakukan pengukuran menggunakan skala Likert, penting untuk mengikuti langkah-langkah sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Baca Juga :  √ Pengertian Pengaman Lebur : Fungsi dan Cara Kerja Secara Lengkap

Berikut adalah beberapa langkah pengukuran skala Likert:

1. Pengumpulan Data dan Perumusan

Langkah pertama adalah mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisis. Kalian perlu menentukan fenomena atau kondisi yang akan diteliti dan ditanyakan kepada responden. Setelah itu, susunlah pertanyaan-pertanyaan dalam urutan tertentu dengan menggunakan skala Likert.

Pertanyaan yang diajukan dapat dikelompokkan ke dalam bab atau topik yang berbeda dan dipisahkan satu sama lain.

Dalam dokumen skala Likert yang Kalian gunakan, biasanya akan terlihat dengan jelas pemisahan antara satu pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.

Setelah menuliskan pernyataan yang akan dijawab oleh responden, berikanlah skala Likert di sebelah kanan kertas atau halaman.

Skala tersebut terdiri dari beberapa kotak kecil yang sesuai dengan pilihan yang digunakan. Nantinya, responden akan memilih satu respon untuk setiap pernyataan yang diajukan oleh peneliti.

2. Menjumlahkan Data

Setelah semua data terkumpul, Kalian dapat langsung menjumlahkan semua respon yang diberikan oleh responden sebelumnya.

Jumlahkan setiap pilihan respon yang sama, misalnya respon setuju, dengan pilihan respon yang sama pada pertanyaan-pertanyaan yang berbeda, hingga mencapai pertanyaan terakhir.

Misalnya, jika terdapat 100 responden, berikut adalah contoh pengukuran skala Likert dan jawaban yang diterima:

  • Sangat setuju: 12 responden.
  • Setuju: 8 responden.
  • Ragu: 30 responden.
  • Tidak setuju: 25 responden.
  • Sangat tidak setuju: 25 responden.

3. Dikalikan Bobot Tiap Responder

Selanjutnya, Kalian perlu mengalikan bobot setiap respon dengan poin yang telah ditetapkan. Berikut adalah contoh yang dapat digunakan sebagai panduan untuk memahami perhitungan bobot dalam skala Likert:

  • Sangat setuju: 12 responden x 5 poin = 60 poin.
  • Setuju: 8 responden x 4 poin = 32 poin.
  • Ragu: 30 responden x 3 poin = 90 poin.
  • Tidak setuju: 25 responden x 2 poin = 50 poin.
  • Sangat tidak setuju: 25 responden x 1 poin = 25 poin.

Dalam skala Likert, poin yang ditetapkan mengikuti model segitiga terbalik, di mana setiap respon memiliki poin yang berbeda. Semakin negatif respon yang diberikan, maka poin yang ditetapkan akan semakin kecil.

4. Menghitung Presentase

Rumus skala Likert untuk menghitung persentase cukup sederhana. Kalian hanya perlu menjumlahkan semua poin yang diterima, kemudian membaginya dengan total poin maksimum. Setelah menemukan jawabannya, hasilnya dikalikan dengan 100 persen.

Contoh penghitungan:

60 + 32 + 90 + 50 + 25 = 257

Jika jumlah responden adalah 100 dan setiap responden memberikan penilaian terbesar sebesar 5 poin, maka poin maksimum adalah 500 (100 responden x 5 poin).

Untuk menghitung persentase, kita dapat menggunakan rumus berikut:

Persentase = (257 : 500) x 100 persen

Dengan demikian, hasilnya adalah 51 persen.

Contoh Skala Likert pada Kuesioner

Umumnya, bahan penelitian yang menggunakan skala Likert disusun dalam bentuk angket atau kuesioner pilihan ganda.

Setiap pilihan jawaban umumnya memiliki beberapa respons, mulai dari sangat positif hingga sangat negatif.

Untuk memahami penggunaan skala Likert dalam penelitian, berikut ini contoh skala Likert pada sebuah kuesioner.

Contoh:

Sebuah tim kesehatan melakukan penelitian untuk menguji bahan makanan. Skor 5 diberikan kepada responden yang menjawab “sangat suka”, skor 4 untuk “suka”. Sementara itu, responden yang menjawab “netral” diberi skor 3, responden yang menjawab “tidak suka” diberi skor 2, dan responden yang menjawab “sangat tidak suka” diberi skor 1.

Kuesioner tersebut disebarkan kepada 100 responden dengan hasil sebagai berikut:

  • Responden yang menjawab “sangat suka” berjumlah 14 orang.
  • Responden yang menjawab “suka” berjumlah 8 orang.
  • Responden yang menjawab “netral” berjumlah 21 orang.
  • Responden yang menjawab “tidak suka” berjumlah 26 orang.
  • Responden yang menjawab “sangat tidak suka” berjumlah 31 orang.

Perhitungan skor:

Untuk menghitung skor penilaian tersebut, dapat digunakan rumus T x Pn, di mana T adalah total responden dan Pn adalah total skor penilaian. Berikut adalah hasil perhitungan skor untuk setiap kategori:

  • Sangat Suka (SS) = 14 x 5 = 70
  • Suka (S) = 8 x 4 = 32
  • Netral (N) = 21 x 3 = 63
  • Tidak Suka (TS) = 26 x 2 = 52
  • Sangat Tidak Suka (STS) = 31 x 1 = 31

Selanjutnya, skor-skor tersebut dijumlahkan, sehingga total skor penilaian responden dalam kuesioner tersebut adalah 248.

Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert

Sudah memahami Pengertian Skala Likert kan? Nah berikutnya analisis penelitian menggunakan metode skala Likert memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan.

Berikut adalah beberapa poin mengenai kelebihan dan kekurangan tersebut:

1. Kelebihan Skala Likert:

  • Kemudahan penggunaan dalam setiap tahapan analisis.
  • Tingkat reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan skala lainnya.
  • Menyajikan item dalam beberapa respons alternatif.
  • Memungkinkan inklusi item yang tidak jelas hubungannya dengan sikap yang sedang diteliti.
  • Memberikan data keterangan yang jelas dan nyata mengenai pendapat dan sikap responden terkait isu yang ditanyakan.
Baca Juga :  Panduan, Cara Membaca Amperemeter : Penjelasan Lengkap

2. Kekurangan Skala Likert:

  • Kadang-kadang total skor yang diperoleh dari setiap individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyaknya pola respons terhadap beberapa item yang dapat menghasilkan skor yang sama.
  • Metode ini hanya mampu mengurutkan individu dalam skala, namun tidak dapat membandingkan sejauh mana satu individu lebih baik dari individu lainnya dalam kuisioner.
  • Perhitungan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.

Dalam menggunakan skala Likert, penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya sehingga hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan benar.

Kesimpulan

Sekian pembahasan kita mengenai pengertian Skala Likert, cara menghitungnya, dan contoh penelitian yang menggunakan metode tersebut.

Skala Likert merupakan alat yang efektif dalam memahami sikap, opini, dan persepsi individu terhadap berbagai hal.

Meski memiliki sejumlah tantangan dalam interpretasinya, jika digunakan dengan tepat, Skala Likert bisa menjadi instrumen yang sangat bermanfaat dalam penelitian.

Pemahaman yang mendalam tentang cara kerja dan cara menghitung Skala Likert sangat penting bagi para peneliti.

Dengan pengetahuan ini, peneliti dapat mengevaluasi hasil penelitian dengan lebih efektif dan memperoleh wawasan yang berharga dari data yang telah dikumpulkan.

Harapan kami, artikel dari empatpilar.com mengenai Pengertian Skala Likert ini, dapat menjadi panduan bagi peneliti maupun mahasiswa yang tengah melakukan penelitian menggunakan Skala Likert.

Selalu ingat, kunci sukses penelitian adalah pemahaman yang kuat atas konsep dan metode yang digunakan.

Teruslah belajar dan berkembang. Semoga penelitian Kalian berhasil dan memberikan kontribusi positif bagi ilmu pengetahuan. Kata Pencarian TerpopulerContoh angket skala likert dan pengskorannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *