Empat Pilar – Apa itu Ballast Resistor : Pengertian dan Cara Kerjanya Secara Lengkap. Pelajari Apa itu Ballast Resistor, Pengertian dan Cara Kerjanya Secara Lengkap dalam artikel informatif ini. Kami membahas semua yang perlu Kamu ketahui tentang komponen penting ini.
Ketika membahas tentang komponen listrik dan elektronik, ballast resistor sering kali menjadi topik yang menarik.
Namun, bagi mereka yang baru dalam dunia elektronik, istilah ini mungkin sedikit membingungkan. Jangan khawatir, artikel ini akan membahas Apa itu Ballast Resistor, Pengertian dan Cara Kerjanya Secara Lengkap, sehingga Kamu akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang komponen ini.
Ballast resistor adalah komponen yang digunakan untuk mengendalikan aliran listrik dalam rangkaian.
Mereka bekerja dengan menahan sebagian arus listrik sehingga tidak terlalu banyak mencapai beban. Ini memungkinkan perangkat untuk berfungsi dengan aman dan efisien.
Apa itu Ballast Resistor ?
Resistor ballast adalah salah satu jenis komponen listrik dan elektronik yang berfungsi untuk mengubah arus dalam suatu rangkaian.
Resistor ini memiliki sifat untuk meningkatkan resistansinya ketika arus yang mengalir melaluinya meningkat dan menurunkan resistansinya ketika arus berkurang.
Fungsi utama resistor ballast adalah menjaga agar arus tetap stabil di seluruh rangkaian, bahkan ketika terjadi perubahan tegangan di dalamnya.
Resistor ini bertindak sebagai beban variabel pada sistem, yang berbeda dari resistor beban yang memiliki resistansi yang stabil.
Pada umumnya, resistor ballast dirangkai secara seri melalui beban negatif, karena komponen yang dirangkai secara seri akan mendapatkan arus yang sama.
Ada beberapa ballast yang menggunakan resistor seri, sedangkan yang lain menggunakan kapasitor dan komponen kompleks lainnya.
Fungsi Ballast Resistor (Tahanan Balast)
Untuk itulah diperlukan tahanan ballas yang berfungsi untuk membatasi arus primer agar tidak melebih 4 A.
Pada saat starter arus primer tidak perlu dilewatkan ballas resistor, karena arusnya sendiri sudah berkurang akibat adanya beban starter.
Apabila dilewatkan ballast maka arus akan berkurang lagi (semakain kecil), dan kemampuan pengapian juga tidak maksimal, ini akan mengakibatkan mesin sulit hidup.
Untuk itulah pada saat posisi ST, arus dari baterai menuju terminal ST kunci kontak langsung ke + koil tanpa melalu ballas resistor. Setelah kunci kontak kembali IG, maka arus primer kembali melalui terminal IG Kunci kontak dan melalui ballas resistor.
Untuk jenis kunci kontak yang tidak terdapat ST1 dan ST2, atau hanya terdapat terminal ST saja, maka perlu ditambah dioda, atau relay diantara terminal ST dan + koil. Dan berikut ini rangkaian sistem pengapian dengan koil + ballast resistor dengan penambahan relay pada sistem starter.
Cara Kerja Ballast Resistor Pada Koil Sistem Pengapian Mobil
Setelah mengetahui Apa itu Ballast Resistor, selanjutnya fungsi utama sistem pengapian adalah menghasilkan percikan api pada busi, sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar di dalam ruang bakar.
Tekanan hasil pembakaran ini akan mendorong piston dan disalurkan ke poros engkol melalui connecting rod (batang piston), sehingga poros engkol dapat berputar dan kendaraan dapat bergerak melalui sistem pemindah tenaga.
Koil adalah salah satu komponen utama dalam sistem pengapian. Fungsinya adalah menaikkan tegangan dari baterai 12 volt menjadi 10 Kvolt atau bahkan lebih melalui proses induksi listrik.
Koil pengapian terdiri dari dua kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Ketika kumparan primer dialiri listrik, medan magnet terbentuk pada kumparan tersebut.
Ketika medan magnet tersebut dihilangkan, terjadi induksi listrik yang menghasilkan tegangan tinggi.
Oleh karena itu, tegangan tinggi dihasilkan ketika aliran listrik pada kumparan primer koil diputus secara tiba-tiba.
Komponen penting dalam sistem pengapian konvensional adalah kontak pemutus atau platina.
Fungsinya adalah untuk memutus aliran listrik ke kumparan primer pada sistem pengapian.
Agar tidak terjadi keausan yang lebih cepat pada kontak pemutus (platina) dan panas yang berlebih pada koil pengapian, maka arus primer yang mengalir ke kumparan primer tidak boleh melebihi 4 ampere.
Untuk menentukan tahanan minimum pada kumparan primer, dapat dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan arus maksimum dan tegangan baterai yang digunakan.
Misalnya, jika arus maksimum adalah 4 ampere dan tegangan baterai adalah 12 volt, maka tahanan minimum pada kumparan primer adalah sekitar 3 ohm. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Rmin = V / Imaks = 12 volt / 4 ampere = 3 ohm
Jadi tahanan minimum pada kumparan primer adalah sekitar 3 Ω, misalnya tahanan pada kumparan primer tersebut adalah 1,5 Ω maka perlu ditambahkan tahanan lagi sebesar 1,5 Ω sehingga tahanan total pada kumparan primer menjadi 3 Ω. Tahanan tambahan Ini lah yang disebut sebagai tahanan ballast.
Berikut fungsi Tahanan Ballast Pada Koil Pengapian :
1. Sebagai Pembatas Arus Primer
Ketika arus listrik mengalir pada kumparan primer koil, selain terjadi kemagnetan pada kumparan, juga akan terjadi panas.
Besarnya panas yang terjadi pada koil tergantung pada besarnya arus yang mengalir ke kumparan primer.
Semakin besar arus yang mengalir, maka semakin besar pula panas yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya.
Untuk mencegah arus yang mengalir ke kumparan primer koil melebihi batas maksimum sebesar 4 ampere, diperlukan tahanan minimal pada kumparan primer.
Jika tegangan baterai yang digunakan adalah 12 volt, maka tahanan yang dibutuhkan adalah sekitar 3 ohm.
Jika tahanan kumparan primer kurang dari 3 ohm, maka arus yang mengalir ke kumparan primer akan semakin besar.
Oleh karena itu, diperlukan tahanan tambahan agar tahanan total pada kumparan primer mencapai 3 ohm. Tahanan tambahan ini disebut sebagai tahanan ballast.
2. Untuk Kompensasi Panas
Besarnya panas yang dihasilkan oleh koil pengapian tergantung pada besarnya arus yang mengalir melalui tahanan primer koil.
Namun, dengan menambahkan tahanan luar atau tahanan ballast, sebagian panas yang seharusnya dihasilkan oleh koil pengapian dapat dialihkan ke tahanan ballast.
Hal ini dapat mencegah terjadinya kerusakan pada koil akibat panas yang berlebihan.
3. Sebagai Rangkaian Penambahan Start
Saat kendaraan distarter, tegangan baterai yang menuju ke koil pengapian akan turun karena tegangan baterai dibagi menjadi dua, yaitu untuk koil pengapian dan untuk beban starter.
Penurunan tegangan baterai yang mengalir ke koil pengapian akan mengurangi kemampuan pengapian karena arus yang masuk ke koil akan menurun.
Untuk mengatasi hal ini, kumparan primer koil pengapian dapat dihubungkan langsung ke baterai positif selama kendaraan distarter tanpa melewati tahanan ballast.
Namun, rangkaian penambah start hanya dapat digunakan pada rangkaian primer yang menggunakan tahanan ballast.
Jika rangkaian primer tidak menggunakan tahanan ballast, maka tidak dapat menggunakan rangkaian penambah start.
Hal ini karena rangkaian penambah start dirancang untuk bekerja dengan kumparan primer yang memiliki tahanan ballast, sehingga tidak cocok untuk kumparan primer tanpa tahanan ballast.
Ballast Resistor untuk Pengapian
Sudah memahami Apa itu Ballast Resistor ?. Selanjutnya dalam mesin mobil, resistor ballast dapat digunakan pada sistem pengapian dan dikenal sebagai resistor ballast pengapian.
Resistor ini biasanya dihubungkan antara sumber utama pengapian coil dan coil stud, sehingga mengurangi risiko kerusakan koil.
Setelah mesin mobil dihidupkan oleh motor starter, resistor ballast pengapian membantu mengurangi tegangan dan arus yang menuju ke koil pengapian.
Dengan demikian, arus yang rendah dapat menghasilkan kenaikan suhu yang lebih rendah dan memperpanjang umur koil pengapian.
Namun, sistem pengapian membutuhkan tegangan maksimum yang setara dengan tegangan sumber listrik.
Oleh karena itu, kabel jumper dapat dihubungkan melalui resistor ballast pengapian untuk memberikan tegangan yang dibutuhkan ke koil pengapian saat mesin mobil dihidupkan.
Kelebihan Ballast Resistor
Kelebihan resistor ballast antara lain sebagai berikut :
- Resistor ini membantu dalam mengatur tegangan & arus dalam sistem kelistrikan.
- Resistor ini melindungi peralatan dari tegangan berlebih & arus berlebih.
- Resistor ini mengurangi perbedaan arus, tegangan yang diterapkan sebaliknya di rangkaian listrik lainnya.
Aplikasi Ballast Resistor
Resistor ballast digunakan dalam berbagai aplikasi, di antaranya:
- Paling umum digunakan dalam aplikasi pencahayaan dan otomotif.
- Digunakan dalam rangkaian LED, lampu neon, dan aplikasi otomotif.
- Ballast dalam laser HeNe digunakan untuk membatasi dan menstabilkan arus tabung. Hambatan ballast yang umum digunakan untuk laser HeNe adalah sekitar 75 KΩ.
- Digunakan pada perangkat berdaya rendah seperti LED dan lampu neon.
- Membantu mengatur aliran tegangan dalam sistem listrik untuk menghindari drainase baterai dan kelebihan beban.
- Digunakan dalam sistem pengapian baterai dengan dihubungkan secara seri melalui belitan primer untuk mengubah arus utama.
Penutup
Dalam kesimpulan, empatpilar.com telah membahas tentang apa itu ballast resistor, pengertian, serta cara kerjanya secara lengkap.
Ballast resistor adalah komponen penting dalam sistem listrik yang membantu mengendalikan arus listrik dan menjaga stabilitas tegangan dalam berbagai perangkat.
Dengan memahami prinsip dasar dan cara kerja ballast resistor, kita dapat mengoptimalkan kinerja sistem elektronik dan menghindari kerusakan pada perangkat yang digunakan.
Semoga pengetahuan yang diperoleh melalui artikel Apa itu Ballast Resistor? dapat membantu Kamu dalam menghadapi masalah yang terkait dengan ballast resistor dan meningkatkan pemahaman Kamu mengenai komponen penting dalam dunia elektronika.
Selamat belajar dan teruslah eksplorasi! Kata Pencarian Terpopulerhttps://www empatpilar com/apa-itu-ballast-resistor/,kabel resistor balast