Apa itu Sloof

√ Apa Itu Sloof? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitung

Posted on

Empat Pilar –Apa itu Sloof? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitung. Dalam dunia konstruksi dan arsitektur, istilah “Sloof” memiliki tempat istimewa. Apakah Anda seorang kontraktor berpengalaman atau seseorang yang memiliki minat dalam konstruksi, memahami Apa itu Sloof (What is Sloof) adalah hal yang penting. Dalam panduan komprehensif ini, kita akan mendalami detail-detail rumit tentang struktur Sloof, mengungkapkan signifikansinya, jenis-jenisnya, proses konstruksinya, dan banyak lagi.

Apa Itu Sloof?

Sloof adalah komponen struktural dalam sebuah bangunan yang biasanya terletak di atas pondasi. Fungsi utama sloof adalah untuk meratakan beban dari pondasi. Namun, sloof juga memiliki peran penting sebagai pengunci dinding, mencegahnya roboh jika terjadi pergeseran tanah. Dengan kata lain, sloof bertanggung jawab untuk mendukung beban dinding, memastikan bahwa dinding tersebut tetap kokoh dan tidak mengalami penurunan atau pergerakan yang dapat menyebabkan retak atau kerusakan.

Lokasi penempatan sloof dalam sebuah bangunan sangat bergantung pada peran balok dalam struktur bangunan tersebut. Dalam kasus di mana balok digunakan untuk menghubungkan dua pondasi, untuk mendistribusikan beban eksentrik dari satu pondasi ke yang lain, sloof harus ditempatkan pada tingkat pondasi. Namun, jika balok berfungsi untuk mengurangi panjang kolom yang tidak disangga atau sebagai balok perata untuk mendukung dinding atau partisi antara dua kolom, maka balok tersebut ditempatkan lebih dekat dengan permukaan bangunan.

Fungsi Sloof dalam Struktur Bangunan

Setelah mengetahui Apa Itu Sloof, selanjutnya Sloof merupakan salah satu komponen penting dalam struktur pondasi bangunan, dan perannya sangat vital dalam menjaga stabilitas dan kekokohan seluruh bangunan. Fungsi-fungsi utama dari sloof dalam struktur bangunan adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan Beban

Sloof berfungsi sebagai perantara antara bangunan bagian atas dan pondasi. Tugas utama sloof adalah menahan dan menyebarkan beban dari bangunan bagian atas, termasuk dinding, lantai, dan atap, ke seluruh titik pondasi. Dengan demikian, beban bangunan didistribusikan merata ke setiap pondasi, mencegah terjadinya penumpukan beban pada satu titik pondasi saja. Hal ini memastikan bahwa pondasi dapat menopang beban secara efisien.

2. Pemikul dan Pengunci Dinding

Sloof juga berfungsi sebagai pemikul dinding bangunan. Dengan adanya sloof ini, struktur dinding rumah dapat tegak dan berdiri kokoh di atas beton. Sloof juga berperan sebagai pengunci dinding, sehingga jika terjadi pergerakan tanah atau gempa, dinding tidak mudah roboh atau retak. Ini menjaga keamanan dan integritas bangunan.

3. Penahan Gaya Beban pada Dinding

Selain sebagai pemikul, sloof juga berfungsi sebagai penahan gaya beban pada dinding. Ini membantu mengurangi tekanan dan beban yang diterima oleh dinding, sehingga dinding dapat tetap stabil dan tidak mengalami deformasi berlebihan.

4. Pengikat Kolom

Sloof dapat berperan sebagai pengikat kolom-kolom dalam bangunan. Dalam beberapa kasus, sloof digunakan untuk menghubungkan kolom-kolom dan memastikan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang benar. Ini meningkatkan kekuatan dan stabilitas seluruh struktur.

5. Balok Penahan Gaya Reaksi Tanah

Sloof juga berfungsi sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang telah tersalurkan melalui pondasi lajur. Ini membantu mendistribusikan tekanan dan beban dari tanah ke seluruh pondasi bangunan dengan merata, menghindari terjadinya konsentrasi beban pada satu titik.

Cara Menghitung Sloof

Sudah memahami Apa Itu Sloof kan? nah dalam pengerjaan sloof, satuan meter kubik sering digunakan, namun dalam perhitungannya, ada beberapa pekerjaan lain yang tak terpisahkan terkait dengan pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Salah satu pekerjaan tersebut adalah menghitung kebutuhan besi sloof.

1. Menghitung Kebutuhan Besi Sloof

Untuk menghitung kebutuhan besi sloof dengan tepat, beberapa faktor harus dipertimbangkan, termasuk diameter besi utama, ukuran, panjang fondasi, dan jarak antara tulangan sengkang.

Baca Juga :  Kenali, Jenis Terpal dan Kegunaannya Secara Lengkap

Melalui perhitungan yang akurat, kebutuhan besi sloof dapat ditentukan dengan presisi untuk mendukung stabilitas dan ketahanan optimal bangunan.

Contoh:

Misalnya, kita ingin menghitung kebutuhan besi sloof untuk sebuah proyek dengan panjang 120 meter. Jika ukuran sloofnya adalah 15 x 20 cm, maka besi utama yang diperlukan adalah 8 batang dengan diameter 15 mm, dan besi sengkangnya akan ditempatkan setiap 25 cm dengan diameter 8 mm. Berikut adalah perincian kebutuhan besinya:

  • Besi utama dengan diameter 15 mm yang diperlukan adalah 120 x 8 batang : 12 meter (ukuran standar di toko) sebanyak 80 batang. Disarankan untuk menambah sedikit lebih banyak untuk mengantisipasi kebutuhan tambahan akibat sambungan.
  • Besi sengkang berdiameter 8 mm yang dibutuhkan adalah 120 meter : 25 cm = 480 batang. Namun, ini harus diukur dengan mempertimbangkan bahwa rangka sloof akan dikelilingi oleh beton cor setebal 3 cm di semua sisi.

Jika ukuran sloofnya adalah 15 x 20 cm, maka pada bagian lebar akan menjadi: 15 cm * 15 – 6 = 9 cm, dan pada bagian panjang akan menjadi 20 cm – 6 = 14 cm.

Jadi, total besi sengkang yang dibutuhkan adalah (9 x 2) + (14 x 2) + 6 = 58 cm per batang. Perlu diingat bahwa 6 cm adalah panjang besi yang dibengkokkan sebagai pengunci pada setiap ujung cincin/sengkang.

Untuk kawat beton atau pengikat, cukup sediakan 3 kg atau 3 gulung.

2. Menghitung Bekisting Sloof

Dalam pelaksanaan sloof, terdapat formula khusus untuk menghitung kebutuhan bekisting, yaitu 2 x panjang x tinggi.

Cara pemasangan bekisting sloof adalah dengan meletakkannya sejajar pada kedua sisinya. Kebutuhan bekisting sloof diukur dalam satuan meter persegi atau m2.

Dengan pemahaman akan rumus dan metode pemasangan yang benar, pelaksanaan bekisting sloof dapat dilakukan dengan lebih efisien dan akurat, mengurangi risiko kesalahan, dan memastikan hasil kerja yang berkualitas.

Contoh: Jika panjang sloof sama dengan panjang pondasi batu kali, yaitu 30 meter, maka untuk menghitung volume bekistingnya: 30 x 0,2 x 2 = 12 m2.

3. Menghitung Volume Sloof

Untuk Sloof dengan ukuran 15 x 20 cm, perhitungan volumenya dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana.

Pertama-tama, kita konversi ukuran tersebut ke dalam meter:

  • Lebar Sloof (15 cm) dalam meter adalah 0,15 meter.
  • Tinggi Sloof (20 cm) dalam meter adalah 0,20 meter.

Kemudian, kita gunakan panjang keseluruhan Sloof, yaitu 42,80 meter. Biasanya, panjang Sloof diukur dari kolom. Maka, kita dapat menghitung volume Sloof 15 x 20 dengan rumus berikut:

  • Volume = Lebar x Tinggi x Panjang

Sehingga, untuk Sloof 15 x 20 cm, volumenya adalah:

  • Volume = 0,15 meter x 0,20 meter x 42,80 meter = 1,0296 meter kubik.

4. Sloof Untuk Rumah 1 Lantai

Setiap rumah, termasuk rumah berlantai satu, memerlukan Sloof yang memiliki kekuatan yang memadai. Untuk bangunan yang tidak menggunakan bahan bangunan berat, ukuran besi beton atau besi tulangan yang disarankan minimal adalah 8 mm hingga 10 mm. Sedangkan untuk besi begel, dapat digunakan ukuran 6 mm hingga 8 mm.

Sebagai informasi tambahan, jika Anda ingin menerapkan pemasangan dengan jarak 20 cm antara besi begel, maka Anda akan membutuhkan 5 buah besi begel per setiap 1 meter panjang.

Dengan menghitung total panjang Sloof dan membaginya dengan jarak pemasangan sebesar 0,2 meter, Anda dapat menentukan kebutuhan besi begel yang diperlukan untuk satu rumah.

5. Sloof Untuk Rumah 2 Lantai

Berbeda dengan rumah berlantai satu, penguatan pada pondasi dan Sloof pada rumah berlantai dua harus diperhatikan secara lebih serius karena rumah dua lantai memiliki beban yang lebih besar.

Ukuran Sloof yang biasa digunakan dalam pembangunan rumah berlantai dua adalah 15 x 35. Oleh karena itu, ukuran besi yang digunakan juga berbeda dibandingkan dengan ukuran Sloof pada rumah berlantai satu.

Untuk besi tulangan, disarankan memiliki diameter minimal 12 mm dan digunakan sebanyak 6 buah. Sedangkan untuk besi begel, ukurannya adalah 8 mm. Jarak antara besi begel di sisi tengah adalah 20 cm, sementara di sisi tepinya dapat menggunakan jarak antara 10 hingga 15 cm.

Kesimpulan

Sloof adalah salah satu elemen penting dalam konstruksi bangunan. Dalam artikel ini, kita telah menjelaskan secara rinci tentang apa itu sloof dan peranannya dalam fondasi suatu struktur. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sloof, kita dapat menghargai betapa pentingnya komponen ini dalam menjaga kestabilan bangunan.

Baca Juga :  Pahami, Perbedaan Pernis Kayu dan Plitur Secara Lengkap

Dalam pembangunan, pemilihan material dan desain sloof juga memainkan peran penting. Material sloof biasanya terbuat dari beton bertulang atau baja bertulang, tergantung pada kebutuhan struktural dan beban yang akan ditanggungnya. Selain itu, desain sloof harus mempertimbangkan kondisi tanah di lokasi bangunan serta spesifikasi konstruksi yang berlaku.

Dengan demikian, sloof adalah komponen yang tak bisa diabaikan dalam konstruksi bangunan. Pemahaman yang baik tentang apa itu sloof dan peranannya dalam fondasi dapat membantu para profesional konstruksi dan pemilik bangunan untuk memastikan keamanan dan ketahanan bangunan mereka.

Itu saja uraian secara lengkap yang bisa empatpilar.com bahas mengenai Apa itu Sloof? Semoga bermanfaat Kata Pencarian TerpopulerBALOK SLOOF STANDARD PONDASI 4 LANTAI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *