Empat Pilar – Bunglon Berkembang Biak Dengan Cara? Simak Ulasannya. Temukan semua yang perlu Kalian ketahui tentang cara unik bunglon berkembang biak dan pertumbuhan mereka dalam artikel mendalam ini. Kami akan membahas setiap aspek dari Bunglon Berkembang Biak Dengan Cara yang tak tertandingi.
Dunia hewan adalah tempat yang mempesona dan tak ada habisnya. Salah satu contohnya yang cukup mencengangkan adalah cara bunglon berkembang biak. Selamat datang di penjelajahan yang luar biasa ini!
Bunglon memiliki cara berkembang biak yang unik dan berbeda dari sebagian besar hewan lainnya. Memahami proses ini dapat memberi kita wawasan lebih dalam tentang hewan yang menarik ini.
Mengenal Bunglon
Bunglon, yang juga dikenal sebagai Calotes, merupakan jenis kadal atau bengkarung yang memiliki kemampuan untuk mengubah warna kulitnya.
Secara umum, istilah “bunglon” digunakan untuk merujuk pada kadal-kadal dari suku Iguania, termasuk Iguanidae, agamidae, dan chamaeleonidae. Dalam bahasa Inggris, istilah yang digunakan adalah Chameleon atau Chamaeleon.
Namun, istilah tersebut lebih umum digunakan untuk menyebut jenis-jenis dari suku Chamaeleonidae. Di Indonesia, istilah “bunglon” lebih tepat diterjemahkan sebagai “calotes,” karena kadal-kadal jenis chameleonidae tidak ditemukan di kawasan Indonesia.
Bunglon tersebar luas di sebagian besar wilayah Asia Selatan, termasuk kepulauan Nusantara. Di Indonesia, istilah “bunglon” digunakan untuk beberapa spesies dari marga Bronchocela Sp., seperti bunglon surai.
Nama Latin Bunglon
Bunglon atau calotes memiliki nama ilmiah Bronchocela Jubata. Nama “bunglon” digunakan secara umum untuk merujuk kepada berbagai macam kadal dari suku Iguana, termasuk Gamidae, Iguanidae, dan chamaeleonidae. Bunglon juga memiliki beragam jenis dengan penampilan dan habitat yang berbeda-beda.
Habitat Bunglon
Bunglon merupakan reptil yang memiliki kecenderungan untuk hidup menyendiri. Mereka sering ditemukan di berbagai jenis habitat tergantung pada spesiesnya.
Bunglon umumnya dapat ditemui di semak-semak dan pohon-pohon peneduh di kebun atau pekarangan.
Mereka suka berada di lingkungan yang memiliki banyak vegetasi, seperti daerah dengan pepohonan yang rimbun atau semak-semak yang lebat.
Habitat semacam ini memberikan mereka tempat berlindung dan melindungi mereka dari pemangsa serta memberikan akses yang baik untuk mencari makan.
Selain itu, beberapa jenis bunglon juga dapat hidup di gurun pasir. Mereka telah beradaptasi dengan baik dengan lingkungan kering ini.
Bunglon yang hidup di gurun pasir umumnya memiliki penampilan yang lebih terang dan berwarna pasir atau cokelat agar dapat bercampur dengan lingkungannya yang kering dan berpasir.
Beberapa spesies bunglon juga dapat ditemui di hutan-hutan tropis, pegunungan, dan daerah berawa-rawa.
Masing-masing spesies memiliki preferensi habitat yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan makanan, suhu, kelembaban, dan perlindungan dari pemangsa.
Secara umum, bunglon memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai jenis habitat. Mereka dapat hidup di lingkungan yang berbeda-beda dan memiliki penampilan yang sesuai dengan lingkungan tersebut.
Kemampuan mereka untuk mengubah warna kulit juga membantu mereka menyamarkan diri dan bertahan hidup di habitat yang beragam.
Bunglon Berkembang Biak Dengan Cara? Simak Ulasannya
Cara berkembang biak bunglon sedikit berbeda dengan mayoritas reptil lainnya, karena ada beberapa spesiesnya yang berkembang biak secara melahirkan.
Walaupun begitu, mayoritas spesies bunglon melakukan perkembangbiakan dengan cara bertelur. Disini saya akan sedikit membahas mengenai dua cara reproduksi bunglon tersebut.
A. Bunglon Berkembang Biak Dengan Cara Bertelur
Jenis reproduksi pertama yang akan saya bahas adalah yang paling umum dijumpai di alam. Hampir semua spesies bunglon yang kita temui melakukan reproduksi seperti ini, seperti bunglon Yaman. Setelah melakukan perkawinan, bunglon akan bertelur dalam beberapa waktu.
Masa gestasi bunglon berbeda-beda tergantung spesiesnya. Misalnya, betina bunglon Yaman akan berhenti makan setelah 10 hingga 15 hari setelah perkawinan.
Hal ini menKaliankan bahwa betina hampir siap untuk bertelur. Jumlah telur yang dihasilkan juga bervariasi, tergantung spesiesnya.
Beberapa spesies bunglon hanya bertelur satu atau dua butir setiap kali bereproduksi, tetapi ada yang dapat bertelur dalam jumlah banyak. Bunglon Yaman, sebagai contohnya, dapat menghasilkan sebanyak 20 hingga 200 telur setiap siklus reproduksi.
Waktu inkubasi telur juga berbeda-beda tergantung spesiesnya, tetapi rata-rata telur bunglon akan menetas dalam waktu empat hingga 12 bulan.
Beberapa spesies membutuhkan waktu yang lebih lama agar telur dapat menetas, seperti Panther Chameleon yang membutuhkan waktu hingga 24 bulan atau lebih.
1. Menyiapkan Sarang
Sarang memiliki peran penting bagi bunglon betina dalam meletakkan telurnya. Secara alami, mereka akan menggali lubang di mana mereka akan menaruh telur mereka.
Jika Kalian memelihara bunglon di rumah, penting bagi Kalian untuk menyediakan tempat yang sesuai bagi reptil Kalian untuk meletakkan telurnya.
Jika Kalian tidak melakukannya, ada risiko kehilangan hewan peliharaan Kalian karena telur yang terlalu lama tertahan dalam tubuhnya.
Bunglon betina tidak akan melepaskan telurnya jika ia tidak menemukan tanah yang dapat digali. Meskipun mereka berhenti makan selama 10 hingga 15 hari setelah kawin, mereka tetap akan menahan telur tersebut sampai menemukan tempat yang sesuai.
Oleh karena itu, disarankan untuk menyediakan wadah berisi tanah di dalam kKalianng yang akan digunakan oleh bunglon betina untuk menggali dan meletakkan telurnya.
Ukuran wadah tanah haruslah cukup besar, setidaknya sebuah ember dengan diameter 25 cm. Isi ember tersebut dengan tanah yang lembab dan akan digunakan oleh bunglon betina untuk menggali lubang. Bunglon betina Kalian akan mulai menggali lubang, meletakkan telur, dan menguburnya kembali dengan tanah.
Setelah itu, Kalian dapat mengambil ember tersebut dan mengeluarkannya dari kKalianng. Keluarkan telur yang ada di dalam tanah dengan hati-hati, lalu simpanlah di tempat yang sejuk dan gelap, seperti dalam lemari, selama beberapa bulan.
Tempat penyimpanan harus memiliki sirkulasi udara yang baik untuk menjaga kualitas telur. Beberapa pemelihara juga menyimpan telur bunglon ini dalam vermiculite karena diyakini dapat mempercepat proses penetasan.
2. Bunglon Betina yang Tetap Bertelur Tanpa Dibuahi
Bunglon betina dalam spesies yang bereproduksi dengan cara bertelur akan tetap meletakkan telur meskipun tidak ada pejantan yang membuahi.
Namun, telur-telur ini tidak akan menetas menjadi anak bunglon. Fenomena ini serupa dengan ayam yang tetap bertelur meskipun tidak melakukan perkawinan dengan pejantan.
Oleh karena itu, jika bunglon betina peliharaan Kalian tidak mau makan, kemungkinan besar ia telah mencapai kematangan seksual dan mulai menghasilkan telur tanpa adanya pejantan.
Untuk mengatasi hal ini, sediakan sebuah ember yang berisi tanah lembab di dalam kKalianng agar bunglon betina mau menggali lubang dan meletakkan telur di sana. Setelah itu, bunglon betina akan kembali makan seperti biasanya.
B. Bunglon Berkembang Biak Dengan Cara Melahirkan
Jenis bunglon yang melakukan reproduksi secara vivipar (melahirkan) tidak terlalu banyak. Salah satu contohnya adalah Bunglon Jackson.
Spesies ini mengembangkan embrio di dalam tubuh betinanya selama beberapa bulan sebelum melahirkan. Masa kehamilan Bunglon Jackson berlangsung sekitar lima hingga enam bulan.
Dalam reproduksi melahirkan ini, embrio bunglon berkembang di dalam telur yang ada di dalam induknya. Telur ini tidak memiliki cangkang keras seperti telur biasa, melainkan lebih mirip dengan ketuban pada manusia.
Embrio menerima makanan dan nutrisi yang diperlukan melalui kantung kuning telur yang melekat di sekitarnya.
Mereka tidak memiliki plasenta sebagai sumber makanan seperti manusia. Bayi Bunglon Jackson lahir dengan selaput lengket yang melindungi kantung kuning telur mereka.
Induk Bunglon Jackson dapat melahirkan hingga 30 bayi dalam satu periode kehamilan. Anak reptil ini akan mulai makan setelah dilahirkan, tetapi disarankan untuk membersihkan mereka terlebih dahulu dari selaput lengket yang bisa mengering dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi mereka.
1. Ritual Perkawinan Bunglon
Sebelum melakukan perkawinan, bunglon jantan dan betina mengikuti sebuah ritual. Ketika pertama kali memasukkan pejantan dan betina ke dalam satu kandang, pejantan cenderung menjadi agresif karena belum akrab dengan betina.
Bunglon adalah hewan yang memiliki wilayah kekuasaan, dan pejantan akan menunjukkan dominasinya kepada bunglon lain melalui perubahan warna atau tanda-tanda lainnya. Misalnya, pada bunglon taman, mereka akan mengubah warna kepala menjadi merah ketika ada bunglon lain yang memasuki wilayah mereka.
Setelah pejantan mendeteksi bahwa yang memasuki wilayahnya adalah bunglon betina, ia akan menggoyangkan kepalanya bolak-balik untuk menunjukkan kesiapannya untuk kawin. Selain menggoyangkan kepalanya, warna tubuhnya juga akan menjadi sangat cerah.
Jika betina tertarik untuk kawin dengan pejantan tersebut, tubuhnya akan berubah menjadi warna merah jambu.
Namun, jika betina tidak siap untuk kawin, warna tubuhnya akan berubah menjadi hitam. Bunglon betina juga akan mengeluarkan suara mendesis, membuka mulutnya, dan bahkan mencoba menggigit pejantan yang mendekatinya.
Ritual perkawinan ini biasanya berlangsung beberapa jam, dan pemilik harus mengawasinya secara rutin karena pejantan seringkali agresif dan dapat melukai betina.
Setelah mereka kawin, bunglon betina sebaiknya segera dikeluarkan dari kandang. Hal ini disebabkan karena keberadaan pejantan dapat menyebabkan stres pada betina.
Kesimpulan
Demikianlah rangkuman artikel dari empatpilar.com tentang Bunglon Berkembang Biak Dengan Cara?. Melalui perjalanan yang unik dan penuh misteri, siklus hidup bunglon menjadi bukti luar biasa tentang bagaimana alam bekerja dengan cara yang sangat ajaib.
Dalam mengejar kelangsungan spesiesnya, bunglon melakukan upaya perkembangbiakan dengan cara yang khas, menunjukkan adaptasi dan survival yang mengagumkan dalam menghadapi tantangan alam.
Kita sebagai bagian dari alam semesta ini, seyogyanya dapat mengambil pelajaran dari bunglon. Jika spesies ini mampu beradaptasi dan berkembang biak dalam berbagai kondisi, maka kita sebagai manusia pun diharapkan dapat lebih memahami dan menghargai keanekaragaman hidup.
Semoga dengan mengetahui lebih jauh tentang bunglon, kita dapat lebih menghargai dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian alam.
Pengetahuan tentang cara bunglon berkembang biak bukan hanya sekedar informasi yang menarik, tetapi juga sebagai refleksi tentang betapa kompleks dan indahnya proses kehidupan di alam.
Teruslah belajar, teruslah penasaran, karena setiap detail kehidupan memiliki cerita yang luar biasa untuk diceritakan.