Empat Pilar – Cara Kerja Relay SPDT (Single Pole Double Throw) : Pengertian dan Fungsinya. Pelajari cara kerja relay SPDT (Single Pole Double Throw) dan bagaimana teknologi ini berkontribusi dalam dunia elektronik. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai relay SPDT, fungsinya, dan aplikasinya.
Cara kerja relay SPDT (Single Pole Double Throw) merupakan salah satu topik yang menarik dalam dunia elektronik.
Relay SPDT adalah komponen yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik dan memiliki berbagai aplikasi.
Artikel ini akan menjelaskan secara detail tentang relay SPDT, cara kerjanya, dan aplikasinya dalam berbagai situasi. Tanpa basa-basi lagi, mari kita mulai!
Sebelum kita membahas Cara Kerja Relay SPDT (Single Pole Double Throw), penting untuk memahami apa itu relay SPDT. Relay SPDT adalah jenis relay yang memiliki satu kutub (single pole) dan dua lemparan (double throw). Ini berarti relay ini memiliki satu input dan dua output yang saling bergantian saat relay diaktifkan.
Apa Itu Relay ?
Relay adalah jenis saklar elektromagnetik yang dapat dioperasikan oleh arus listrik yang relatif kecil namun mampu menghidupkan atau mematikan arus listrik yang jauh lebih besar.
Secara umum, relay bekerja secara mekanis sebagai saklar dengan menggunakan elektromagnet, dan jenis relay ini dikenal sebagai relay solid state.
Ada berbagai macam jenis relay yang dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria yang berbeda, seperti tegangan operasi dan teknologi operasi.
Pada intinya, relay menggunakan elektromagnet yang terdiri dari gulungan kawat yang menjadi magnet sementara saat listrik mengalir melaluinya.
Fungsi Relay
Relay memiliki berbagai fungsi penting yang perlu diketahui, antara lain:
- Relay digunakan untuk menjalankan fungsi logika. Dalam sistem kontrol otomatis, relay dapat digunakan untuk mengimplementasikan fungsi logika dasar seperti AND, OR, dan NOT. Misalnya, relay dapat digunakan untuk memutuskan aliran listrik ke lampu hanya jika dua saklar diposisikan pada posisi “on”.
- Relay digunakan untuk memberikan fungsi penundaan waktu. Dalam beberapa aplikasi, diperlukan waktu penundaan sebelum sirkuit dapat diaktifkan atau dinonaktifkan. Relay dengan fungsi penundaan waktu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Misalnya, relay dengan fungsi penundaan waktu dapat digunakan untuk mengaktifkan lampu taman secara otomatis setelah matahari terbenam.
- Relay digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan bantuan dari sinyal tegangan rendah. Dalam beberapa kasus, sirkuit yang beroperasi pada tegangan tinggi tidak dapat dikontrol langsung oleh perangkat elektronik yang beroperasi pada tegangan rendah. Relay dapat digunakan sebagai perantara antara kedua jenis sirkuit ini. Misalnya, relay dapat digunakan untuk mengendalikan motor listrik dari perangkat kontrol yang beroperasi pada tegangan rendah.
- Ada juga relay yang berfungsi untuk melindungi motor atau komponen lainnya dari kelebihan tegangan atau hubung singkat. Relay jenis ini disebut sebagai relay proteksi. Misalnya, relay proteksi dapat digunakan untuk memutuskan aliran listrik ke motor jika terjadi kelebihan beban atau hubung singkat pada sirkuit motor.
Pengertian Relay SPDT (Single pole Double throw)
Relay SPDT atau Relay Single Pole Double Throw adalah jenis relay yang memiliki satu input dan dua output. Relay SPDT memiliki 5 terminal dengan 3 terminal sebagai saklar dan 2 sebagai coil.
Relai SPDT tidak hanya menyediakan fungsi switching bahkan dapat merutekan sinyal. Relai SPDT dapat mengontrol dua rangkaian listrik atau elektronik dan beroperasi dalam dua posisi kontak.
SPDT juga termasuk dalam jenis-jenis relay, SPDT adalah relay yang mempunyai 5 buah terminal, yang mana 3 buah terminal difungsikan sebagai saklar, sedangkan 2 terminal yang lain sebagai coil.
Cara Kerja Relay SPDT (Single Pole Double Throw)
Berikut adalah uraian Cara Kerja Relay SPDT (Single Pole Double Throw) yang perlu kalian pahami. Relay SPDT atau Single Pole Double Throw adalah jenis relay yang dapat mengontrol dua sirkuit listrik atau elektronik. Relay ini beroperasi dalam dua posisi kontak yang berbeda.
Karena Relay SPDT memiliki dua output, maka kita dapat mempertimbangkan output 1 dan output 2. Dalam kondisi normal, input terhubung ke salah satu output sementara output lain terputus dari input.
Ketika relay diberi energi, terminal input terputus dari output sebelumnya dan terhubung ke output lainnya.
Pada Relay SPDT, terminal input disebut juga terminal common (COM), dan terminal output dihubungkan dengan terminal COM saat relay dalam kondisi mati, yang disebut dengan Terminal Normally Closed atau NC.
Terminal output yang terputus dari terminal COM saat relai dalam kondisi mati disebut Terminal Normally Open atau NO.
Ketika koil relay tidak diberi energi atau tidak terhubung ke catu daya apa pun, kontak NC tetap NC dan kontak NO tetap NO.
Namun, pada saat koil relay dialiri arus atau disambungkan ke catu daya, maka kontak NC menjadi NO dan kontak NO menjadi NC.
Simbol Relay SPDT dapat dilihat pada gambar di atas.
Prinsip kerja Relay SPDT dapat lebih mudah dipahami melalui diagram yang menunjukkan bagaimana komponen tersebut bekerja.
Pada diagram di atas, koil relay terhubung ke baterai secara seri dengan sakelar S1. LED 1 terhubung ke terminal NO dan LED 2 terhubung ke terminal NC.
Ketika saklar S1 dalam kondisi off, koil relay tidak akan mendapatkan suplai daya sehingga LED 1 akan mati, sedangkan LED 2 akan menyala. Ketika sakelar S1 dihidupkan, koil relay akan mendapatkan catu daya dan akan diberi energi.
Jadi, LED 1 akan menyala, sedangkan LED 2 akan mati. Relai SPDT memiliki berbagai aplikasi di sirkuit listrik dan elektronik.
Tips Memilih Relay
Setelah mengetahui Cara Kerja Relay SPDT (Single Pole Double Throw), Kami akan memberikan sedikit tips saat memilih relay. Berikut adalah tips dan cara memilih relay yang bisa Kamu coba.
1. Memahami kondisi yang diperlukan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami kondisi yang dibutuhkan. Hal ini termasuk tegangan power supply dari rangkaian kontrol, arus maksimum yang dapat disediakan, serta tegangan dan arus yang terdapat dalam rangkaian yang dikendalikan.
Selain itu, perlu juga dipertimbangkan berapa banyak set dan jenis kontak yang diperlukan untuk rangkaian yang akan dikontrol.
Dalam memilih relai, tegangan power supply dari rangkaian kontrol dapat dijadikan dasar pemilihan.
Penting untuk memastikan bahwa rangkaian kontrol mampu memberikan arus kerja yang cukup ke relay. Jika tidak, maka relay tidak akan berfungsi secara stabil.
2. Mengetahui spesifikasi relay
Setelah melakukan konsultasi dan mendapatkan informasi yang relevan untuk mengetahui kondisi penggunaan, langkah selanjutnya adalah mencari informasi yang diperlukan untuk mengetahui model dan nomor spesifikasi relay yang dibutuhkan.
Jika Kamu sudah memiliki relay, Kamu dapat memeriksa apakah relay tersebut dapat digunakan berdasarkan data yang Kamu miliki.
Terakhir, perlu dipertimbangkan apakah ukuran relay sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
3. Perhatikan ukuran relay
Jika relay digunakan untuk peralatan listrik secara umum, selain volume kabinet, pertimbangan utama dalam memilih relay kecil adalah tata letak pemasangan pada PCB.
Namun, untuk peralatan listrik yang lebih kecil seperti mainan dan perangkat remote control, relay berukuran kecil dapat digunakan.
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai Cara Kerja Relay SPDT (Single Pole Double Throw) : Pengertian dan Fungsinya.
Semoga artikel ini memberikan gambaran yang jelas mengenai prinsip kerja, pengertian, dan fungsionalitas dari relay SPDT.
Selain itu, diharapkan dapat membantu Kalian dalam memahami penggunaan dan aplikasi dari komponen ini pada berbagai sistem elektronik dan otomatisasi.
Jangan ragu untuk bereksperimen dengan relay SPDT dalam rangkaian Kalian dan manfaatkan keuntungannya untuk menciptakan solusi yang efisien dan efektif.
Teruslah belajar dan eksplorasi dalam dunia elektronik untuk mencapai hasil yang lebih baik dan inovatif.
Itu saja yang bisa empatpilar.com bahas mengenai Cara Kerja Relay SPDT (Single Pole Double Throw). Selamat mencoba!