Cara Pasang Elektroda Pelat Untuk Grounding

Cara Pasang Elektroda Pelat Untuk Grounding : Panduan Lengkap

Posted on

Empat Pilar – Cara Pasang Elektroda Pelat Untuk Grounding : Panduan Lengkap. Memahami cara pasang elektroda pelat untuk grounding sangat penting dalam memastikan keamanan dan kinerja instalasi listrik. Grounding yang baik melindungi peralatan dan manusia dari bahaya listrik yang tidak diinginkan, seperti sengatan listrik dan kerusakan peralatan akibat arus lebih atau sambaran petir.

Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah detail dalam pemasangan elektroda pelat untuk grounding, termasuk persiapan alat dan bahan, prosedur instalasi, serta tips untuk memastikan efektivitas grounding. Dengan panduan ini, diharapkan Anda dapat melakukan pemasangan elektroda pelat dengan benar dan aman, sesuai dengan standar yang berlaku.

Pengertian Grounding Listrik

Grounding atau pertanahan, yang sering disebut dengan Arde, adalah suatu sistem penting dalam instalasi listrik yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang tidak diinginkan ke tanah atau bumi. Jalur kabel tersendiri ini dipasang dalam instalasi listrik rumah dan diarahkan menuju titik pertanahan tanpa terhubung langsung dengan kabel-kabel lainnya dalam instalasi listrik tersebut.

Grounding listrik juga bisa diartikan sebagai sistem pertanahan yang mampu meniadakan beda potensial dengan cara mengalirkan arusnya ke tanah. Beda potensial yang dimaksud adalah adanya perbedaan tegangan listrik yang dapat disebabkan oleh kebocoran arus listrik atau sambaran petir. Dengan grounding yang baik, arus berlebih ini dapat dialirkan ke tanah, sehingga menghindari risiko sengatan listrik dan kerusakan peralatan listrik.

Untuk memasang grounding, digunakan sebuah elektroda khusus pembumian yang ditanam di dalam tanah. Elektroda ini berfungsi sebagai penghubung antara instalasi listrik dan bumi. Kabel yang digunakan untuk grounding adalah kabel arde, yang biasanya memiliki ciri khas warna hijau atau kuning dengan strip hijau. Warna ini memudahkan identifikasi di antara kabel-kabel lainnya dalam instalasi listrik.

Alasan mengapa arus listrik dialirkan ke tanah adalah karena tanah atau bumi memiliki massa dan volume yang sangat besar, yang mampu menetralkan muatan listrik dalam jumlah besar. Bahkan, muatan listrik dari sambaran petir yang sangat kuat sekalipun dapat diserap dan dinetralkan oleh tanah. Dengan demikian, grounding menjadi salah satu aspek penting dalam menjaga keselamatan dan kestabilan sistem kelistrikan.

Cara Pasang Elektroda Pelat Untuk Grounding

Dalam artikel kali ini, kami akan membagikan informasi tentang Cara Pasang Elektroda Pelat Untuk Grounding. Proses ini mencakup mulai dari persiapan alat dan bahan hingga prosedur pemasangan elektroda pelat yang tepat dan aman.

A. Alat dan Bahan Pemasangan Elektroda Pelat

  1. Elektroda Pelat:
    Elektroda pelat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi standar. Biasanya, elektroda pelat terbuat dari baja galvanis dengan ketebalan 3 mm atau dari pelat tembaga murni dengan ketebalan 2 mm. Luas penampang elektroda pelat ini berkisar antara 0,5 hingga 1 mm².
  2. Kawat BC (Bare Conductor) atau BCC (Bare Copper Conductor):
    Kawat penghantar yang digunakan adalah kawat tembaga telanjang dengan penampang 50 mm². Kawat ini berfungsi sebagai penghubung antara elektroda pelat dan sistem kelistrikan.
  3. Skun Kabel:
    Skun kabel dengan ukuran 50 mm² digunakan untuk menghubungkan kawat penghantar ke elektroda pelat dan komponen lain dalam sistem grounding.
  4. Busbar:
    Busbar digunakan sebagai titik penghubung utama dalam sistem grounding, memastikan koneksi yang kuat dan stabil antara berbagai komponen.
  5. Zat Aditif GEM (Ground Enhanced Material):
    Bahan tambahan ini digunakan untuk meningkatkan konduktivitas tanah di sekitar elektroda pelat, sehingga sistem grounding dapat bekerja lebih efisien.

B. Cara Pemasangan Elektroda Pelat

Berikut ini merupakan langkah-lahkah dalam memasang elektroda pelat mulai dari penanaman hingga finishing.

1. Penggalian Tanah

Langkah pertama dalam pemasangan elektroda pelat adalah melakukan penggalian tanah. Lebar galian sebaiknya sekitar 125% dari ukuran pelat dan kedalaman antara 0,5 hingga 2 meter. Hingga saat ini, belum ada standarisasi resmi mengenai kedalaman penanaman elektroda pelat, sehingga kedalaman yang tepat perlu disesuaikan dengan kondisi tanah setempat.

Baca Juga :  Manfaat Stabilizer Untuk Kulkas : Fungsi dan Cara Kerja Stabilizer

  • Kondisi Tanah Lembab dan Berair: Untuk tanah yang lembab dan berair, kedalaman tanam elektroda pelat bisa lebih dangkal karena konduktivitas tanah sudah baik.
  • Kondisi Tanah Keras, Berbatu, atau Berpasir: Jika tanah keras, berbatu, atau berpasir, kedalaman tanam harus lebih maksimal untuk memastikan efektivitas grounding. Kondisi tanah seperti ini kurang baik untuk pentanahan sehingga memerlukan penanaman lebih dalam untuk mencapai tanah yang lebih konduktif.

2. Pengelasan

Setelah elektroda pelat ditempatkan di lubang galian, langkah selanjutnya adalah pengelasan antara elektroda pelat dan kawat penghantar BC (Bare Conductor). Pengelasan ini harus dilakukan dengan baik dan kuat untuk memastikan sambungan yang kokoh dan tidak mudah terlepas. Sambungan yang baik memastikan arus listrik dapat mengalir dengan lancar dari elektroda pelat ke tanah.

3. Penimbunan

Setelah pengelasan selesai, tahap berikutnya adalah penimbunan kembali lubang galian. Penimbunan bisa menggunakan tanah bekas galian, dengan syarat tanah tersebut dalam kondisi baik untuk pentanahan (lembab dan tidak keras, berpasir, atau berbatu).

Jika Tanah Bekas Galian Kurang Baik: Jika tanah bekas galian tidak ideal untuk pentanahan, dapat digunakan zat aditif seperti bentonit atau GEM (Ground Enhanced Material). GEM merupakan campuran bubuk Ca-Bentonite, bubuk graphite, sodium carbonate (karbon), bubuk batu bara, dan bubuk arang yang sangat efektif untuk meningkatkan konduktivitas tanah.

4. Pengukuran

Setelah penimbunan, langkah terakhir adalah pengukuran nilai tahanan pentanahan. Berdasarkan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011, nilai resistansi pembumian perlengkapan dan instalasi listrik yang diamankan sebaiknya kurang dari 5 ohm.

  1. Pengukuran Nilai Tahanan: Gunakan alat ukur tahanan pentanahan untuk memastikan bahwa nilai resistansi tidak lebih dari 5 ohm.
  2. Jika Nilai Lebih dari 5 Ohm: Jika nilai yang diukur lebih dari 5 ohm, perlu dilakukan perbaikan. Salah satu cara untuk mengurangi resistansi adalah dengan memparalelkan elektroda lain, baik berupa elektroda pelat, batang, atau pita. Dengan demikian, efektivitas grounding dapat ditingkatkan untuk memenuhi standar keamanan dan kinerja sistem kelistrikan.

5. Pembuatan dan Pemasangan Bak Kontrol

Bak kontrol pentanahan merupakan komponen penting yang berfungsi untuk melindungi sistem pentanahan dan memudahkan proses pengukuran serta perawatan. Bak kontrol ditempatkan di atas titik pentanahan dan dapat dibuat dari bahan bata yang disemen hingga membentuk kotak persegi.

  1. Pembuatan Bak Kontrol: Buat bak kontrol dengan bata yang disemen sehingga membentuk persegi sesuai ukuran yang dibutuhkan. Pastikan bak cukup besar untuk memuat busbar dan sambungan kawat.
  2. Penutup Bak Kontrol: Bagian atas bak kontrol dipasangkan penutup dari pelat beton yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah saat melakukan pengukuran atau perawatan.
  3. Alternatif: Jika tidak ingin membuat sendiri, bak kontrol yang sudah jadi tersedia di berbagai marketplace dan bisa dibeli untuk memudahkan proses instalasi.

6. Pemasangan Busbar

Busbar dipasang di dalam bak kontrol. Dalam sistem pentanahan, busbar berfungsi sebagai terminal penghubung kawat BC yang terhubung dengan elektroda pentanahan.

  • Pemasangan di Bak Kontrol: Pasang busbar di dinding bak kontrol dengan posisi yang mudah diakses. Pastikan busbar terpasang dengan kuat dan stabil.
  • Koneksi dengan Kawat BC: Kawat BC yang telah terhubung dengan elektroda pentanahan akan dihubungkan ke busbar untuk memastikan aliran arus yang stabil ke sistem pentanahan.

7. Pemasangan Skun

Skun dipasang pada ujung kawat BC yang terhubung dengan elektroda pentanahan.

  • Penyiapan Kawat BC: Potong ujung kawat BC dan pasangkan skun dengan kuat menggunakan alat crimping. Pastikan sambungan antara skun dan kawat BC kokoh dan tidak mudah terlepas.
  • Koneksi ke Busbar: Pasangkan skun pada busbar di dalam bak kontrol. Pastikan setiap sambungan terpasang dengan baik untuk menghindari gangguan aliran arus.

8. Menghubungkan Sistem Pentanahan dengan Sistem Kelistrikan

Langkah terakhir adalah menghubungkan sistem pentanahan yang telah dibuat dengan sistem kelistrikan utama, seperti grounding transformator atau panel listrik.

  1. Pemasangan Kawat BC: Siapkan kawat BC dengan skun yang telah terpasang pada kedua ujungnya. Salah satu ujung kawat BC dihubungkan ke busbar pentanahan di bak kontrol.
  2. Penggunaan Pipa Conduit Besi: Masukkan kawat BC ke dalam pipa conduit besi untuk melindungi kawat dari kerusakan fisik dan gangguan eksternal.
  3. Koneksi ke Sistem Kelistrikan: Ujung kawat BC yang lainnya dihubungkan ke sistem grounding kelistrikan, seperti pada panel listrik, lightning arrester, fuse cut out, atau transformator. Pastikan semua sambungan dilakukan dengan benar dan aman untuk memastikan kinerja sistem grounding yang optimal.
Baca Juga :  Arti Loss Listrik PLN dan Cara Loss Listrik PLN

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, pemasangan elektroda pelat untuk pentanahan dapat dilakukan dengan baik, sehingga sistem kelistrikan menjadi lebih aman dan terlindungi dari gangguan arus lebih dan sambaran petir.

Penutup

Memahami dan menerapkan cara pasang elektroda pelat untuk grounding adalah langkah penting dalam memastikan keamanan dan efisiensi instalasi listrik. Dengan mengikuti prosedur yang tepat, mulai dari penggalian tanah, pengelasan, penimbunan, hingga pengukuran dan pemasangan bak kontrol, Anda dapat menciptakan sistem grounding yang efektif dan sesuai standar.

Dengan menerapkan semua langkah ini, Anda dapat menjaga keselamatan peralatan dan manusia dari risiko listrik yang tidak diinginkan, seperti sengatan listrik dan kerusakan akibat arus lebih atau sambaran petir. Semoga panduan dari empatpilar.com ini bermanfaat dalam membantu Anda memahami dan mengaplikasikan cara pasang elektroda pelat untuk grounding dengan benar dan efisien.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *