Empat Pilar – √ Jenis-Jenis Transistor : Pengertian, Fungsi dan Cara Kerjanya. Apakah Kalian tertarik mempelajari tentang jenis-jenis transistor yang berbeda? Jika iya, Kalian berada di tempat yang tepat. Artikel ini akan membahas jenis-jenis transistor yang berbeda dan cara kerjanya.
Transistor adalah salah satu komponen elektronik yang paling penting dalam sirkuit elektronik. Ditemukan pada tahun 1947 oleh John Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley di Bell Labs, transistor menggantikan tabung vakum sebagai komponen utama dalam banyak aplikasi elektronik.
Transistor dapat digunakan sebagai penguat sinyal atau saklar. Ada beberapa jenis transistor yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik yang unik. Artikel ini akan membahas jenis-jenis transistor yang berbeda.
Pengertian Transistor
Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang memiliki banyak fungsi, seperti pengendali, penguat osilator, penyearah, modulator, dan lain sebagainya.
Fungsi transistor sangat penting dalam rangkaian elektronika, sehingga hampir semua perangkat elektronik menggunakan komponen ini.
Beberapa perangkat elektronik yang bergantung pada transistor adalah komputer, televisi, audio amplifier, smartphone, video player, audio player, power supply, konsol game, dan lain sebagainya.
Ada beberapa jenis transistor yang hanya membutuhkan arus atau tegangan kecil untuk diaktifkan, namun ada juga yang memerlukan tegangan yang cukup besar untuk dioperasikan.
Dalam dunia elektronika, terdapat berbagai jenis transistor yang berbeda-beda, sehingga penting untuk mengetahui jenis-jenis transistor tersebut.
Simbol Transistor
Dari simbol transistor, terlihat bahwa transistor terdiri dari dua dioda PN yang saling terhubung. Transistor memiliki tiga kaki atau terminal, yaitu emitor, basis, dan kolektor. Dengan menggunakan transistor, aliran arus listrik dapat dikendalikan melalui satu saluran dengan memvariasikan intensitas arus yang jauh lebih kecil melalui saluran lainnya.
Pada transistor NPN, tegangan positif diberikan ke terminal kolektor untuk menghasilkan arus dari kolektor ke emitor. Pada transistor PNP, tegangan positif diberikan ke terminal emitor untuk menghasilkan arus dari emitor ke kolektor.
Transistor dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu transistor bipolar (BJT) dan transistor efek medan (FET).
Jenis Jenis Transistor dan Gambarnya
Untuk menjelaskan jenis-jenis transistor dengan lebih jelas, kami tidak hanya menguraikan jenisnya saja, tetapi juga menyertakan gambar agar pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengenali wujud setiap kelompok transistor yang berbeda-beda.
Berikut ini adalah daftar singkat jenis-jenis transistor yang akan dibahas dalam artikel ini:
- FET (Field Effect Transistor)
- Metal Oxid Semiconductor Fet (Mosfet)
- Uni Junction Transistor (UJT)
- Junction Field Effect Transistor (JFET)
Selain itu, terdapat jenis transistor bipolar yang juga akan dijelaskan lebih lanjut. Jenis transistor bipolar ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu NPN dan PNP, masing-masing dengan kepanjangan sendiri.
NPN merupakan singkatan dari Negatif-Positif-Negatif, sementara PNP kebalikannya, yaitu Positif-Negatif-Positif.
Transistor bipolar jenis PNP menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal basis untuk mengendalikan tegangan dan arus yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor, sedangkan NPN kebalikannya, yaitu mengendalikan tegangan besar dari Kolektor ke Emitor.
Dari ketiga kelompok diatas akan saya jelaskan pengertian dan fungsinya satu persatu secara berurutan dibawah ini:
1. FET (Field Effect Transistor)
Jenis pertama yang akan dibahas adalah FET (Field Effect Transistor). Mungkin Kalian pernah mendengar komponen elektronik dengan sebutan ini.
FET masih termasuk dalam bagian komponen yang sedang dibahas saat ini. Jenis transistor ini dianggap unggul dibandingkan jenis transistor lainnya karena memiliki daya penguat yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, komponen ini lebih jarang digunakan dan hanya digunakan pada rangkaian elektronik tertentu.
2. Metal Oxid Semiconductor Fet (Mosfet)
Jenis kedua adalah Metal Oxid Semiconductor Fet (Mosfet). Umumnya, Mosfet masih memiliki kesamaan dengan FET. Salah satu perbedaannya terletak pada cara mengukur apakah komponen masih berfungsi dengan baik atau tidak.
Komponen Mosfet hanya dilengkapi dengan dua Gate dan satu Drain saja. Kalian mungkin sering menemukan Mosfet pada rangkaian audio seperti amplifier. Hal ini karena salah satu fungsi Mosfet adalah untuk meningkatkan jangkauan amplifikasi.
Namun, kekurangannya adalah Mosfet terlalu sensitif dan membutuhkan solder khusus pada proses pematrian.
3. Uni Junction Transistor (UJT)
Dari kelompok lainnya, UJT memiliki perbedaan yang signifikan, yaitu hanya dilengkapi satu basis dan dua kaki emitor saja, selain itu komponen ini juga dikelompokan kembali menjadi 2, yaitu Uni Junktion kanal P dan Uni Junktion kanal N sering kali ditemukan pada setiap rangkaian elektronik yang menggunakan swith.
4. Junction Field Effect Transistor (JFet)
JFET (Junction Field Effect Transistor) memiliki arti persimpangan, yaitu efek medan yang menggunakan persimpangan P-N terbalik sebagai isolator dan gerbang (gate) sebagai kanalnya.
Secara umum, JFET adalah salah satu komponen tiga terminal di mana satu terminal dapat mengontrol arus pada dua terminal lainnya.
Seperti halnya transistor, JFET juga terbagi menjadi dua kanal, yaitu N dan P. Layaknya transistor, terdapat jenis JFET NPN dan PNP seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Fungsi Transistor
Sebagai salah satu komponen elektronika yang paling penting dalam menguatkan, memutus, mengatur stabilitas, menyambung, dan fungsi lainnya, transistor digunakan oleh banyak masyarakat.
Secara umum, transistor berfungsi sebagai kran listrik yang mengalihkan arus listrik secara akurat pada sumber listrik berdasarkan pada tegangan inputnya.
Transistor memiliki beberapa fungsi penting dalam dunia elektronika, antara lain:
1. Sebagai saklar elektronik
Fungsi utama transistor adalah sebagai saklar elektronik yang dapat melakukan pergantian pada sebuah transistor dari kondisi jenuh menjadi tidak jenuh.
Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan hubungan singkat antara emitor dan kaki konektor pada transistor.
2. Sebagai penguat arus
Transistor juga berperan sebagai penguat arus pada rangkaian power supply dengan tegangan yang telah diatur.
Hal ini bertujuan agar arus transistor dapat ditingkatkan pada tegangan konstan sesuai pada basisnya dan menghasilkan tegangan tetap pada emitor. Untuk memperoleh tegangan tetap, dapat digunakan diode zener.
3. Sebagai penguat sinyal AC
Selain itu, transistor juga dapat berfungsi sebagai penguat sinyal AC dengan melibatkan beberapa teknik pembiasaan basis.
Terdapat tiga jenis tipe pada rangkaian transistor untuk penguatan sinyal AC, yaitu penguat kelas A, kelas B, dan kelas C.
Cara Kerja Transistor Berdasar 2 Tipe Modern
Tipe transistor modern terdapat dua jenis tipe dasar transistor, di antaranya yaitu transistor bipolar dan FET atau unipolar. Untuk kedua jenis transistor tersebut tentunya mempunyai cara kerja yang tidak sama.
Untuk mengetahui bagaimana cara kerja masing-masing di antara kedua transistor modern tersebut, silakan simak berikut:
1. Transistor Bipolar
Transistor bipolar menggunakan kanal konduksi dua polaritas pembawa muatan lubang dan elektron. Arus listrik utamanya harus terdapat pada satu lapisan pembatas atau daerah depletion yang ketebalannya diatur pada kecepatan tinggi untuk mengatur aliran arus.
Transistor bipolar memiliki cara kerja yang dapat dilihat pada dua dioda terminal negatif dan positif yang selalu berdempet.
Hal ini lah yang menjadi alasan mengapa transistor bipolar memiliki tiga kaki Terminal. Perubahan pada arus listrik dapat terjadi jika arus listrik memiliki jumlah yang lebih kecil.
2. Unipolar
Unipolar juga disebut sebagai FET (Field-Effect Transistor) yang hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan saja, yaitu Hole atau elektron.
Hal ini tergantung pada tipe FET, karena di dalam transistor ini terdapat arus listrik utama yang mengalir pada satu konduksi sempit. Ketebalan perlintasan dapat diganti sesuai kebutuhan tegangan.
Transistor saat ini dirancang dengan berbagai jenis fitur dan desain pada aliran arus maupun pengendali yang cukup unik.
Ada beberapa jenis transistor yang berada pada kondisi OFF, bahkan sampai dengan terminal basis yang diberikan arus listrik, supaya bisa mengubah menjadi ON.
Kode Transistor
Dalam sebuah rangkaian elektronik, terdapat banyak jenis dan tipe komponen, termasuk transistor. Beberapa kode tulisan yang digunakan pada transistor antara lain TUP, TUN, DUG, DUS, FET, dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa kode pada transistor beserta artinya:
- TUN: Transistor Universal NPN (negatif positif negatif)
- TUP: Transistor Universal PNP (positif negatif positif)
- DUG: Diode Universal Germanium
- DUS: Diode Universal Silicon
- DIL: Dual In Line (terdiri dari dua baris)
- FET: Field Effect Transistor
- SCR: Silicon Controlled Rectifier
- DIAC: Diode Alternating Current
- TRIAC: Triode Alternating Current
- LED: Light Emiting Diode
- IC: Integrated Circuit
- NTC: Negative Temperature Coeficient
- PTC: Positive Temperature Coefisien
- UJT: Uni Junction Transistor
Penutup
Demikianlah artikel dari empatpilar.com mengenai jenis-jenis transistor, pengertian, fungsi, dan cara kerjanya. Transistor adalah salah satu komponen elektronika yang sangat penting dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik modern.
Dengan memahami jenis-jenis transistor, pengertian, fungsi, dan cara kerjanya, diharapkan pembaca dapat lebih memahami dan mengaplikasikan komponen ini dengan baik dalam proyek elektroniknya.
Jangan lupa untuk selalu melakukan pengecekan dan perawatan terhadap transistor yang digunakan agar dapat bekerja secara optimal dan memperpanjang umur pakainya. Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat bagi Kalian. Kata Pencarian Terpopulerjenis jenis transistor beserta gambarnya,Jenis-jenis transistor dan gambar