Empat Pilar – Mengenal Ilmu Ukur Tanah : Jenis dan Manfaat Ilmu Ukur Tanah. Ingin mengenal ilmu ukur tanah secara mendalam? Artikel ini memberikan panduan lengkap tentang ilmu ukur tanah, mulai dari pengertian hingga metode pengukuran yang digunakan. Simak informasinya di sini!
Mengenal Ilmu Ukur Tanah merupakan langkah awal yang penting dalam berbagai proyek konstruksi, perencanaan tata kota, pengembangan properti, dan bidang terkait lainnya. Artikel ini akan membahas dengan rinci tentang ilmu ukur tanah, memberikan informasi tentang konsep dasar, alat yang digunakan, dan metode pengukuran yang umum digunakan dalam praktiknya.
Sejarah Perkembangan Ilmu Ukur Tanah
Pada zaman Mesir Kuno, kurang lebih 140 tahun sebelum masehi, kegiatan pemetaan tanah dilaksanakan untuk tujuan perpajakan atau mungkin dengan istilah masa kini disebut pemetaan kadaster.
Setelah berakhirnya Perang Dunia I dan II, ilmu ukur tanah mengalami kemajuan lebih lanjut, sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada saat itu.
Alat-alat konvensional digantikan oleh perangkat otomatis dan elektronik yang canggih, demikian pula pengolahan data menggunakan metode yang semakin terkomputerisasi.
Pada zaman Yunani Kuno, sekitar 220 tahun sebelum masehi, catatan sejarah mencatat bahwa Eratosthenes adalah tokoh pertama yang mencoba menghitung dimensi bumi.
Ia melakukan perhitungan sudut meridian di Syene dan Alexandria di Mesir dengan mengukur bayangan matahari. Hasil pengukuran ini menghasilkan perkiraan keliling bumi sebesar 25.000 mil (sekitar 13,5 mil lebih panjang dari pengukuran modern).
Kemudian, sekitar 120 tahun sebelum masehi, ilmu geometri mulai berkembang dan dapat dimanfaatkan dalam metode pengukuran bidang lapangan.
Pada abad ke-18 dan 19, ilmu ukur tanah berkembang pesat, terutama di Inggris dan Prancis, karena meningkatnya kebutuhan akan pembuatan peta.
Mengenal Ilmu Ukur Tanah
Ilmu ukur tanah ialah cabang ilmu Geodesi yang memusatkan perhatiannya pada pemahaman mendalam mengenai sebagian kecil permukaan bumi. Fokus utama ilmu ini adalah pelaksanaan survei atau pengukuran terhadap area tersebut.
Hasil akhir yang dihasilkan dari ilmu ini berbentuk peta. Proses pengukuran melibatkan analisis rinci terhadap fitur-fitur alam dan buatan manusia, mencakup kedudukan vertikal (z) serta kedudukan horizontal (x, y).
Geodesi, sebagai kerangka kajian yang lebih luas, merangkumi berbagai aspek. Bidang ilmu ini tidak hanya mengenai pemetaan dan penentuan posisi daratan, tetapi juga mencakup laut dan udara.
Penerapan ilmu ukur tanah sangatlah beragam karena melibatkan analisis, pengambilan keputusan, dan perhitungan statistik dalam upaya mengukur dan memetakan tanah.
A. Jenis Ilmu Ukur Tanah Berdasarkan Elemen Alam
Setelah Mengenal Ilmu Ukur Tanah, nah selanjutnya Ilmu ukur tanah memiliki beragam jenis. Oleh karena keragamannya, ilmu ini dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Salah satu kategori utamanya adalah berdasarkan elemen alam.
Di dalam kategori berdasarkan elemen alam, terdapat beberapa sub bidang yang dapat dijelajahi, seperti:
1 Pengukuran Daratan (Land Surveying)
Pengukuran daratan, atau yang juga dikenal sebagai land surveying, adalah suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengukuran dan pemetaan permukaan bumi. Kategori ini mencakup dua jenis utama pengukuran: kadaster dan topografi.
Pengukuran kadaster melibatkan pemetaan dan pengukuran lahan secara detail, biasanya untuk tujuan hukum atau administratif. Hal ini sangat penting dalam menentukan batas-batas properti, kepemilikan lahan, dan pemetaan tanah yang sah. Dalam pengukuran kadaster, survei dilakukan dengan presisi tinggi untuk memastikan akurasi yang tepat dalam menentukan batas-batas lahan.
Sementara itu, pengukuran topografi berkaitan dengan pemetaan bentuk permukaan bumi dan fitur-fitur alam di atasnya. Ini mencakup pengukuran elevasi, kontur, sungai, dan elemen-elemen lain yang ada di daratan. Pengukuran topografi sering digunakan dalam perencanaan kota, rekayasa, pemetaan wilayah, dan proyek konstruksi.
2 Pengukuran Perairan (Hydrographic Surveying)
Pengukuran perairan, juga dikenal sebagai hydrographic surveying atau marine surveying, adalah suatu bidang yang fokus pada pengukuran dan pemetaan lautan, sungai, dan perairan lainnya. Selain itu, bidang ini juga melibatkan pemahaman tentang pasang surut, kondisi dasar laut, serta karakteristik lain dari lingkungan perairan.
Pengukuran permukaan dasar laut merupakan aspek penting dari pengukuran perairan. Hal ini dapat membantu dalam pemetaan kontur dasar laut, struktur geologi, serta identifikasi potensi bahaya di bawah permukaan. Pengukuran pasang surut juga penting untuk mengantisipasi perubahan dalam tinggi air yang dapat mempengaruhi navigasi dan kegiatan pesisir.
Selain itu, pengukuran perairan juga memiliki aplikasi dalam proyek reklamasi, pembuatan pelabuhan, serta pengembangan infrastruktur pesisir lainnya. Pemahaman yang mendalam tentang lingkungan perairan sangat penting dalam memastikan proyek-proyek tersebut berjalan dengan aman dan efisien.
3 Pengukuran Astronomi (Astronomical Surveying)
Pengukuran astronomi adalah jenis pengukuran yang dilakukan dengan mengamati dan memetakan benda-benda langit seperti bintang, planet, dan objek-objek langit lainnya. Dalam konteks pengukuran bumi, pengukuran astronomi digunakan untuk menentukan posisi geografis dan astronomis suatu lokasi di permukaan bumi.
Dengan mengukur sudut dan posisi bintang atau planet tertentu dari berbagai lokasi di bumi, para ilmuwan dapat menghitung koordinat geografis dengan presisi yang tinggi. Ini memiliki aplikasi dalam navigasi, penentuan waktu, dan pemetaan global. Pada zaman dahulu, pengukuran astronomi menjadi dasar dalam menyusun peta dan menentukan koordinat geografis suatu tempat. Meskipun sekarang pengukuran GPS telah menggantikan banyak fungsi ini, pengukuran astronomi tetap menjadi bagian penting dalam ilmu pengetahuan dan pemetaan.
B. Jenis Ilmu Ukur Tanah Berdasarkan Tujuannya
Selain berdasarkan elemen alam, ilmu untuk mengukur tanah juga bisa didasarkan pada tujuan diadakannya pengukuran tersebut. Ada berbagai alasan atau tujuan dilakukannya pengukuran.
Dibawah ini adalah beberapa contoh tujuan atau alasan pengukuran dilakukan.
- Engineering surveying
Engineering surveying dilakukan untuk mendapatkan informasi detail mengenai topografi, kontur, dan karakteristik permukaan tanah. Data ini sangat penting dalam desain dan konstruksi bangunan, jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya. Selain itu, pengukuran ini dapat membantu insinyur dalam membuat keputusan mengenai lokasi yang tepat untuk pembangunan dan bagaimana cara terbaik untuk melaksanakannya. - Military surveying
Dalam bidang militer, informasi mengenai permukaan tanah, kontur, dan ciri khas daerah tertentu sangat krusial. Military surveying membantu militer dalam merencanakan strategi, menentukan lokasi yang strategis untuk pertahanan atau penyerangan, serta membantu dalam navigasi dan pengerahan pasukan. - Mining surveying
Di dunia pertambangan, memahami karakteristik dan formasi tanah sangat penting. Mining surveying dilakukan untuk menentukan lokasi deposit mineral, memahami struktur geologi bawah tanah, dan merencanakan metode penambangan yang efisien dan aman. Data yang didapatkan dari pengukuran ini sangat krusial untuk keselamatan pekerja serta keberlanjutan proses penambangan. - Geological surveying
Pengukuran geologi dilakukan untuk memahami formasi batuan, struktur tanah, serta fenomena geologi lainnya. Informasi ini penting bagi ilmuwan geologi untuk memahami sejarah bumi, mencari sumber daya alam, dan memprediksi bahaya geologi seperti gempa bumi atau letusan gunung berapi. - Archeological surveying
Dalam bidang arkeologi, memahami permukaan tanah dan apa yang berada di bawahnya adalah kunci. Archeological surveying membantu arkeolog dalam menemukan situs-situs kuno, merencanakan penggalian, dan memahami sejarah kehidupan manusia di masa lalu.
Selain kategori di atas, ada juga pengukuran yang berfokus pada luas atau cakupan area, seperti pengukuran topografi untuk mendapatkan gambaran umum tentang permukaan sebuah wilayah atau pengukuran khusus untuk keperluan administrasi seperti pemetaan batas tanah atau properti.
C. Jenis Ilmu Ukur Tanah Berdasarkan Cakupan Area
Untuk jenis ketiga ini, pengukuran tanah dilakukan berdasarkan luasan atau cakupan area yang akan diukur. Kategori ini dibagi lagi menjadi dua pengukuran yang berbeda.
Yang pertama adalah pengukuran untuk area yang lebih kecil kemudian ada pengukuran yang untuk area yang lebih besar.
1 Pengukuran untuk cakupan area kecil
Area yang kecil di sini mencakup wilayah yang luasnya kurang dari 37 km × 37 km. Dalam pengukuran di area ini, permukaan bumi dianggap sebagai datar. Oleh karena itu, efek kelengkungan bumi dapat diabaikan. Jenis pengukuran dengan cakupan yang lebih kecil ini juga dikenal dengan istilah survei datar.
2 Pengukuran untuk luasan area besar
Berbeda dengan kategori pertama yang telah disebutkan, kategori ini merujuk pada pengukuran di wilayah yang memiliki luas lebih dari 37 km × 37 km.
Pendekatan pengukuran ini lebih fokus pada mempertimbangkan efek lengkungan bumi serta melibatkan berbagai perhitungan matematis yang terkait. Salah satu istilah lain yang merujuk pada jenis pengukuran ini adalah survei geodetik.
Selain dua jenis pengukuran tanah yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula beragam jenis pengukuran lain yang bergantung pada cakupan area yang diukur.
Beberapa jenis pengukuran tersebut meliputi trilaterasi, triangulasi, poligon, tachimetri, offset, pendeteksian jarak jauh (remote sensing), survei udara (aerial surveying), pengukuran lapangan, dan sistem penentuan lokasi global (GPS).
Pengetahuan dalam bidang pengukuran tanah sangatlah penting, terutama dalam era kehidupan modern dan dalam berbagai proyek konstruksi. Hasil pengukuran ini digunakan untuk memetakan permukaan perairan dan daratan di seluruh bumi.
Hasil pengukuran juga memiliki manfaat dalam pembuatan peta navigasi untuk transportasi udara, darat, dan laut, serta untuk menentukan batas kepemilikan tanah oleh negara, perusahaan, dan individu.
Penutup
Sebagai penutup dari empatpilar.com, memahami dan mengenal ilmu ukur tanah bukan hanya esensial bagi para profesional di bidang pertanahan, tapi juga bagi setiap individu yang ingin memahami bagaimana tanah dan propertinya diukur dengan akurat. Ilmu ini menjadi jembatan antara realitas fisik dan representasi datanya.
Semakin kita memahami ilmu ukur tanah, semakin kita dapat memastikan keadilan dan ketepatan dalam penggunaan, pemanfaatan, dan pengelolaan sumber daya tanah kita. Sebagai pilar dalam pengembangan infrastruktur dan manajemen lahan, ilmu ukur tanah layak untuk terus dipelajari dan diterapkan dengan bijaksana.