Empat Pilar – Pengertian CDI Motor : Cara Kerja, Fungsi dan Jenisnya Secara Lengkap. Pernahkah Anda bertanya-tanya apa itu CDI motor dan bagaimana cara kerjanya? Artikel ini akan membantu menjelaskan secara mendalam tentang CDI motor.
Mari kita mulai dengan memahami pengertian CDI Motor, cara kerjanya, fungsinya dan jenis-jenisnya.
Motor, kendaraan yang menjadi tulang punggung transportasi di Indonesia, memerlukan berbagai komponen untuk berfungsi dengan baik. Salah satunya adalah CDI. Lantas, apa itu CDI?
CDI adalah kepanjangan dari Capacitor Discharge Ignition. Ini adalah komponen penting dalam sistem pengapian motor. Fungsinya adalah untuk mengatur waktu pengapian dan menentukan saat yang tepat bagi busi untuk menghasilkan percikan api.
Pengertian CDI Motor
CDI, singkatan dari Capacitor Discharge Ignition, adalah komponen penting dalam sepeda motor yang berfungsi sebagai elemen dari sistem listrik kendaraan tersebut.
Meskipun CDI memiliki desain yang sederhana, peranannya dalam operasional sepeda motor sangat krusial.
Dengan bantuan CDI, proses pembakaran di dalam sepeda motor berjalan lebih efisien, memungkinkan mesin menghasilkan panas maksimal, dan membantu dalam menghidupkan serta mengoperasikan sepeda motor.
Sehingga, fungsi CDI sangat vital untuk performa sepeda motor. Jika komponen ini bermasalah, maka performa sepeda motor pun akan terganggu.
Oleh sebab itu, untuk memastikan kenyamanan dalam berkendara, penting bagi Anda untuk selalu memantau kondisi dari suku cadang yang digunakan, khususnya yang berhubungan dengan sistem listrik seperti CDI.
Fungsi CDI Motor
Setelah memahami Pengertian CDI Motor, selanjutnya CDI, atau Capacitor Discharge Ignition, memiliki peran penting dalam operasional sepeda motor.
Meski bentuknya tampak sederhana dan simpel, fungsi dari CDI sangat krusial dan tidak bisa diabaikan.
Berikut ini adalah beberapa fungsi CDI pada sepeda motor:
1. Pengendali Sistem Pengapian
Salah satu fungsi utama dari CDI adalah sebagai pengendali sistem pengapian di dalam mesin.
Tidak hanya di sepeda motor, CDI juga berfungsi pada mesin mobil untuk membantu operasionalnya.
CDI bertugas dalam mengendalikan proses pembakaran dalam ruang bakar, yang merupakan kunci dari operasional mesin kendaraan.
2. Pengirim Arus ke Ignition Coil
Dalam proses pengapian, arus listrik bertegangan tinggi harus terlebih dahulu dialirkan ke ignition coil.
CDI memiliki peran dalam mengirim arus listrik tersebut. Dengan pengiriman arus yang tepat, proses pembakaran dalam mesin menjadi lebih efisien.
3. Pengatur Percikan Api pada Busi
Setelah ignition coil menerima arus listrik bertegangan tinggi, CDI kemudian bertugas dalam mengatur percikan api pada busi. Percikan api ini akan menghasilkan pembakaran yang memicu proses pengapian.
4. Menghasilkan Energi untuk Operasional Motor
Dalam proses pembakaran, energi panas dihasilkan. Energi ini kemudian diubah menjadi energi gerak yang membantu sepeda motor beroperasi.
Tanpa CDI, proses pembakaran ini tidak akan berjalan dengan efisien dan hal ini tentu akan berpengaruh pada performa sepeda motor.
Jadi, meski bentuknya kecil dan tampak sederhana, fungsi CDI sangat penting dan berperan besar dalam menjaga kinerja optimal sepeda motor.
Untuk itu, perawatan dan pengecekan CDI secara rutin sangat diperlukan untuk menjaga performa sepeda motor Kalian.
Bagaimana Cara Kerja CDI Motor?
Masih dalam pembahasan Pengertian CDI Motor, selanjutnya CDI atau Capacitor Discharge Ignition merupakan komponen kunci dalam sistem pengapian motor. CDI bekerja berdasarkan dua jenis sistem, yakni sederhana dan modern.
Untuk versi modern, CDI lebih tahan lama karena tidak menggunakan komponen platina, melainkan pulse igniter yang berfungsi mengirim sinyal PWM sesuai dengan durasi mesin beroperasi.
Sedangkan untuk versi sederhana, CDI memanfaatkan platina yang berfungsi sebagai pengalir arus ke kapasitor. CDI tidak akan berfungsi sampai kontak motor diaktifkan (diubah menjadi On). Dari sini, akan tercipta aliran arus dari baterai ke CDI.
Arus ini kemudian akan melewati konverter yang bertugas meningkatkan tegangan baterai hingga sekitar 300 volt. Pada tahap ini, mesin masih belum beroperasi dan arus tertahan pada kapasitor. Namun, ketika mesin dihidupkan, sinyal akan dikirim ke PWM dari pick up coil.
Sinyal yang dikirim ini sebanding dengan RPM mesin dan menghasilkan pulsa tertentu yang kemudian dikirim ke SCR (Silicon Controlled Rectifier). Dari SCR ini, arus kapasitor akan dialihkan. Ketika rangkaian baterai terputus, kapasitor langsung terhubung ke ignition coil.
Hal ini menghasilkan magnet pada kumparan primer yang besar, yang kemagnetannya akan menciptakan induksi pada kumparan sekunder dan tegangan bisa meningkat hingga 7 kali lipat. Output tegangan yang tinggi ini lah yang membuat busi menghasilkan percikan api.
Dari percikan api ini, proses pembakaran bahan bakar dalam mesin dapat terjadi, dan mesin pun akan beroperasi.
Jadi, itulah cara kerja CDI pada sepeda motor, dari tahap awal hingga akhir yang menghasilkan energi untuk menghidupkan mesin. Proses ini memastikan mesin motor beroperasi dengan optimal dan efisien.
Komponen Sistem Pengapian CDI
Ya setelah kalian mengetahui Pengertian CDI Motor, selanjutnya ada komponen sistem pengapian CDI. CDI adalah sistem pengapian yang menggunakan dua jenis sistem, yaitu CDI AC dan CDI DC.
Sistem pengapian CDI AC menggunakan arus langsung yang dihasilkan oleh spul (pembangkit listrik di motor).
Spul menghasilkan arus listrik tipe AC yang kuat, sehingga sistem pengapian menghasilkan percikan tinggi.
Sedangkan sistem pengapian CDI DC menggunakan arus yang ada dan kemudian diarahkan oleh kiprok.
Untuk memastikan sistem pengapian bekerja dengan maksimal, diperlukan komponen-komponen pendukung yang akan mengoptimalkan fungsi sistem pembakaran CDI.
Berikut adalah komponen-komponen tersebut:
1. Baterai
Baterai berperan dalam menyimpan energi listrik. Oleh karena itu, baterai menjadi salah satu komponen utama dalam sistem pengapian CDI karena dapat memenuhi kebutuhan daya listrik.
Baterai menyimpan energi listrik yang kemudian dialirkan dari spul. Pada beberapa motor injeksi, baterai memiliki peran penting dalam menghidupkan ECU.
2. Spul dan rotor magnet
Selanjutnya, spul dan rotor magnet berfungsi untuk mengubah gerakan putaran pada poros engkol mesin menjadi arus listrik tipe AC.
Arus listrik ini kemudian digunakan sebagai tenaga dalam sistem pengapian CDI. Spul memiliki bentuk seperti kumparan statis dan terletak di bagian dalam rotor magnet.
3. Pulse igniter/pick up coil
Pick up coil berfungsi untuk menerima sinyal yang menunjukkan waktu pengapian pada mesin. Cara kerja pick up coil mirip dengan spul namun lebih sederhana.
Setiap putaran pada poros engkol mesin menghasilkan satu potongan sinyal (PWM). Sinyal ini kemudian digunakan untuk menentukan waktu pengapian dan RPM mesin.
4. Konverter tegangan
Konverter tegangan berperan dalam mengubah tegangan untuk mencapai arus discharge yang maksimal.
Sistem pengapian CDI menggunakan prinsip yang berbeda dengan sistem pengapian pada mobil.
CDI motor memanfaatkan induksi yang pertama kali dialirkan ke kumparan utama sehingga tegangannya menjadi lebih tinggi.
5. Unit CDI
Unit CDI merupakan komponen utama dalam sistem pengapian CDI. Fungsinya adalah mengarahkan tegangan ke coil dengan menggunakan prinsip discharge.
Unit CDI terdiri dari kapasitor yang berfungsi untuk menyerap dan menyimpan energi listrik.
6. Kunci kontak
Kunci kontak adalah saklar yang digunakan dalam sistem pengapian motor CDI. Fungsi kunci kontak CDI adalah untuk menghidupkan dan mematikan mesin. Jika kunci kontak dalam posisi OFF, maka arus listrik tidak akan mengalir ke CDI.
7. Sekering
Sekering merupakan salah satu komponen yang sangat penting, karena berperan dalam melindungi sistem kelistrikan pada fungsi CDI.
Sekering juga memiliki fungsi sebagai pengaman jika terjadi korsleting atau hubung singkat dengan tanah.
Pada sistem pengapian, sekering fuse berfungsi untuk melindungi unit CDI agar tetap aman saat terjadi hubung singkat arus listrik.
Cara kerja sekering fuse adalah dengan memutuskan langsung kawat tipis, sehingga secara otomatis arus listrik terputus.
8. Koil pengapian
Komponen koil pengapian berfungsi untuk meningkatkan tegangan listrik pada sepeda motor. Tegangan ini dapat mencapai 200 KV, dan dihasilkan melalui proses induksi.
Koil pengapian menggunakan prinsip kerja transformator step-up, dengan jumlah lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak daripada kumparan primer.
9. Kabel busi
Kabel busi berperan sebagai penghantar arus listrik tegangan tinggi yang berasal dari koil pengapian.
Kabel busi terbuat dari bahan tembaga dengan diameter besar sekitar 5 mm. Kabel busi hanya memiliki satu lapisan kawat tembaga, namun dilengkapi dengan serabut tembaga.
Kawat digunakan untuk menghantarkan arus listrik dalam fungsi CDI, sementara serabut berfungsi sebagai pelindung jika terjadi penurunan tegangan.
10. Cap busi
Cap busi merupakan bagian ujung dari kabel busi yang dipasangkan pada ujung busi. Fungsi cap busi adalah sebagai penghubung antara busi dan kabel busi.
Meskipun berfungsi sebagai penghubung, cap busi tidak boleh dipasang secara sembarangan.
Jika kawat busi tidak menempel dengan baik pada konduktor, tegangan yang dihasilkan akan lebih rendah.
11. Busi
Busi merupakan komponen utama dalam sistem pengapian CDI. Busi berfungsi untuk memercikkan percikan api di dalam ruang pembakaran.
Cara kerja busi dalam menghasilkan percikan api adalah dengan mendekatkan elektroda positif ke elektroda negatif.
Arus listrik selalu mencari jalur ke massa, sehingga terjadi loncatan elektron pada busi. Jika tegangan elektroda rendah, loncatan ini akan terlihat.
Kesimpulan
Dalam rangkuman, Pengertian CDI Motor merupakan komponen penting pada sepeda motor yang berfungsi sebagai pengendali waktu percikan busi.
Sistem kerja CDI yang unik dan efisien membantu meningkatkan performa motor secara signifikan.
Ada berbagai jenis CDI, masing-masing dengan keunggulan dan kelemahannya sendiri. Pengenalan terhadap berbagai jenis ini memungkinkan kita untuk memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi sepeda motor kita.
Mengerti dan memahami cara kerja, fungsi, serta jenis-jenis CDI sangatlah penting. Dengan pengetahuan ini, kita tidak hanya dapat menjaga dan merawat motor kita dengan baik, tapi juga mendeteksi dan mengatasi masalah yang mungkin muncul lebih awal.
Jadi, semakin banyak kita tahu tentang CDI, semakin optimal performa motor kita. Jangan ragu untuk terus belajar dan mencari informasi lainnya tentang komponen motor untuk menambah pengetahuan Kalian.
Itu saja ulasan secara lengkap dari empatpilar.com mengenai Pengertian CDI Motor. Teruslah berkendara dengan aman dan bijaksana.
Baca Juga :
- Ciri-Ciri CDI Rusak Pada Motor dan Solusi Perbaikan yang Wajib Dilakukan
- Rekomendasi CDI Yang Cocok Buat Honda Vario : Untuk Semua Merk
- Skema Sistem Pengapian Sepeda Motor dengan CDI : Mudah Dipahami
Kata Pencarian Terpopulerskema pengapian kelistrikan motor cdi