Empat Pilar – Pengertian Gambar Kerja : Fungsi, Syarat dan Contohnya Lengkap. Dalam dunia arsitektur, teknik, dan konstruksi, komunikasi yang akurat sangat penting. Untuk memastikan kolaborasi yang lancar antara para profesional dan pelaksanaan proyek yang tepat, gambar kerja memainkan peran yang sangat penting.
Dalam artikel ini, kita akan membahas Pengertian Gambar Kerja dan menjelajahi pentingnya, komponennya, dan praktik terbaiknya.
Baik Kalian seorang arsitek yang sedang belajar, penggemar teknik, atau hanya ingin tahu tentang teknis di balik proyek konstruksi, panduan ini akan membantu Kalian memahami dunia gambar kerja.
Pengertian Gambar Kerja mengacu pada serangkaian gambar teknis yang memberikan informasi rinci tentang desain, dimensi, bahan, dan spesifikasi lain dari suatu proyek konstruksi.
Pengertian Gambar Kerja
Gambar kerja merupakan referensi yang dibuat untuk menerjemahkan suatu ide ke dalam realitas fisik, yang harus mudah dipahami oleh semua pekerja terkait.
Produk ini mencakup berbagai informasi tentang bahan, warna, dan ukuran yang perlu diketahui.
Dalam beberapa konteks, gambar kerja juga dikenal sebagai gambar teknis, sebuah disiplin akademik yang bertujuan untuk menciptakan standar teknis gambar yang digunakan oleh arsitek, desainer interior, insinyur, dan profesional lainnya.
Disiplin ini diterapkan dalam interpretasi standar dan konvensi mengenai tata letak, ukuran teks, proyeksi visual, simbol, ukuran, notasi, serta geometri deskriptif.
Selama proses konstruksi berlangsung, kontraktor akan menerima gambar kerja dari arsitek pada proyek tersebut.
Gambar-gambar tersebut akan dijadikan patokan oleh kontraktor untuk mewujudkan bangunan fisik berdasarkan konsep yang digagas oleh arsitek.
Dengan demikian, arsitek tidak perlu melakukan pengawasan langsung di lapangan yang cenderung tidak efisien dan memakan banyak waktu. Setiap detail dalam gambar harus dapat dipahami dengan baik oleh kontraktor.
Fungsi Gambar Kerja
Gambar kerja merupakan media komunikasi penting dalam dunia teknik. Bahasa yang digunakan dalam gambar kerja ini adalah bahasa universal yang dapat dipahami oleh setiap individu yang memahami teknik, tanpa terpengaruh oleh perbedaan bahasa sehari-hari.
Setelah memahami Pengertian Gambar Kerja, nah selanjutnya Sebagai pola penyampaian informasi, gambar kerja memiliki fungsi utama yang dapat dibagi menjadi tiga golongan utama, antara lain:
1. Penyampaian Informasi
Dalam konteks ini, gambar kerja berfungsi sebagai alat komunikasi yang efektif untuk mengungkapkan maksud dan tujuan desain secara presisi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proses perencanaan, pembuatan, pengujian, dan sebagainya.
Pihak-pihak ini dapat mencakup individu dalam perusahaan atau bengkel sendiri, tetapi juga bisa melibatkan pihak lain seperti pabrik atau bengkel subkontrak, bahkan orang yang berbeda bahasa sehari-hari.
2. Pengawet, Penyimpanan dan Penggunaan Keterangan
Gambar kerja juga berfungsi sebagai arsip teknis yang kuat. Di dalamnya, teknologi dan inovasi sebuah perusahaan dikonsolidasikan dan disimpan.
Oleh karena itu, gambar bukan hanya dipertahankan untuk memasok bagian-bagian produk yang perlu diperbaiki atau dimodifikasi, tetapi juga sebagai sumber informasi untuk rencana-rencana baru di masa mendatang.
Maka dari itu, penting untuk melakukan pengawetan, penyimpanan, dan pengaturan nomor urut gambar dan sebagainya.
3. Cara-Cara Pemikiran dalam Penyiapan Informasi
Dalam proses perencanaan dan desain, ide-ide abstrak yang muncul dalam pikiran perancang diwujudkan dalam bentuk gambar kerja.
Proses ini melibatkan analisis dan sintesis masalah yang kemudian dicerminkan dalam gambar. Gambar tersebut kemudian diperiksa dan dievaluasi. Proses ini diulang-ulang hingga menghasilkan gambar kerja yang sempurna dan detail.
Secara keseluruhan, gambar kerja adalah instrumen penting dalam dunia teknik yang membantu dalam komunikasi, arsip teknis, dan pengembangan ide atau konsep.
Tujuan-Tujuan Gambar Kerja
Pembahasan selanjutnya mengenai Pengertian Gambar Kerja adalah tujuan gambar kerja. Nah berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tujuan-tujuan dari gambar:
1. Internasional gambar
Tujuan dari internasionalisasi gambar adalah untuk memastikan kesepakatan umum dan standar dalam penyajian gambar. Ini sangat penting untuk memudahkan komunikasi dan pemahaman antara pihak-pihak yang terlibat. Oleh karena itu, simbol-simbol yang digunakan dalam gambar harus seragam dan diterima secara internasional. Dengan demikian, setiap pihak yang melihat gambar tersebut, dari manapun mereka berasal, dapat memahami makna dan tujuan dari gambar itu sendiri.
2. Mempopulerkan gambar
Dalam dunia teknologi, mempopulerkan gambar adalah hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dalam teknologi tinggi diperlukan data yang pasti dan akurat, yang tidak hanya didasarkan pada kebiasaan atau perasaan subjektif. Sehingga, gambar teknis dapat digunakan sebagai media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan data dan informasi secara akurat.
3. Perumusan gambar
Tujuan dari perumusan gambar adalah untuk menciptakan keseragaman dalam pengertian atau penafsiran gambar. Berdasarkan karakteristik kerja masing-masing, setiap bagian, mesin, listrik harus memiliki keterangan yang sama sehingga dapat dipahami oleh semua orang. Dengan demikian, gambar dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang efektif antara berbagai pihak yang terlibat.
4. Sistematika gambar
Mengingat gambar dapat memiliki banyak variasi, tidak hanya dalam bentuk dan ukuran, tetapi juga dalam tanda-tanda toleransi, lambang-lambang, dan sebagainya, maka perlu adanya sistematika dalam penggambaran. Tujuan dari sistematika gambar ini adalah untuk menciptakan struktur dan organisasi dalam gambar sehingga dapat dipahami dan ditafsirkan dengan lebih mudah oleh pihak-pihak yang melihatnya.
5. Penyederhanaan gambar
Tujuan dari penyederhanaan gambar adalah untuk menghemat waktu, menghindari kesalahan dalam pengerjaan, mempermudah proses pengerjaan, dan mempercepat proses perencanaan. Dengan menyederhanakan gambar, setiap detail dapat disampaikan dengan jelas dan efisien, sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses komunikasi dan produksi.
Syarat Pembuatan Gambar Kerja
Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak yang akan membangun, arsitek akan mulai menyusun gambar kerja secara jelas dan terperinci.
Gambar kerja ini dianggap sebagai rancangan akhir yang siap digunakan sebagai pedoman dalam proses konstruksi.
Oleh karena itu, arsitek harus mampu menyajikan dokumen dan tulisan yang detail untuk melengkapi teknik pembangunan yang akan dilakukan. Tujuannya tidak hanya memenuhi kebutuhan administratif, tetapi juga persyaratan hukum yang diperlukan.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Spesifikasi teknis yang telah tercatat dalam dokumen kontrak.
- Gambar pra-rencana.
- Kelengkapan gambar, termasuk maket, foto, denah, perspektif, potongan, detail, dan penampakan.
- Bagi bangunan non-tinggal, seperti gedung perkantoran atau bisnis, jenis gambar yang dibutuhkan mencakup site plan, block plan, dan denah setiap lantai. Gunakan notasi yang jelas sebagai acuan untuk kolom vertikal dan horizontal.
- Denah kunci jika bangunan sangat besar dan tidak dapat dimasukkan ke dalam satu lembar kertas.
- Detail-detail seperti tangga, kamar mandi, dapur, dan lainnya.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, arsitek dapat memastikan bahwa dokumen dan gambar yang disusun memenuhi semua persyaratan teknis dan hukum yang diperlukan dalam proses pembangunan.
Contoh Gambar Kerja
Pastinya agar mengetahui gambar jenis ini secara gamblang, perlu sekali untuk mengetahui contoh-contohnya.
Berikut ini beberapa contoh yang dimaksud:
1. Rencana Pondasi, Sloof, dan Detail
Dalam gambar ini terdapat informasi mengenai jenis-jenis pondasi, termasuk kedalaman, lebar atas dan bawah, bahan yang digunakan, serta susunannya.
Secara teknis, jenis pondasi yang digunakan disesuaikan dengan kondisi tanah dan jenis bangunan yang akan dibangun. Sloof merupakan balok beton yang diletakkan di atas pondasi atau bisa juga berdiri sendiri.
Fungsinya adalah untuk mengikat bagian kolom di bagian bawah dan menjaganya agar tidak tergeser ketika tanah berguncang.
2. Balok Lantai
Balok lantai adalah jenis balok beton yang digunakan untuk melindungi jendela dan kusen pintu dari beban tembok bata yang berada di atasnya.
Biasanya balok lantai diletakkan secara horizontal di atas jendela atau kusen pintu dan menghubungkan satu kolom dengan kolom lainnya.
Kinerjanya dan penampilannya hampir sama dengan ringbalk, namun ukurannya lebih kecil.
3. Potongan Bangunan
Potongan bangunan merupakan proyeksi dari bangunan yang dilihat dari samping setelah bagian-bagiannya dipotong.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan dan memastikan letak serta hubungan antara setiap unsur dalam pembangunan bangunan.
Potongan yang dihasilkan dapat menggambarkan isi bangunan mulai dari pondasi terendah hingga atapnya.
4. Rencana Atap
Gambar ini menunjukkan pemasangan kerangka dan penutup atap. Informasinya meliputi letak, ukuran, dan jarak antara gording, balok nok, reng, talang, usuk, kerpus, dan genteng.
Selain itu, terdapat keterangan lengkap mengenai penggunaan baja ringan dalam kerangka serta rencana penutup yang akan digunakan.
Beberapa detail lain yang biasanya terdapat dalam gambar kerja atap meliputi detail kuda-kuda, sambungan kayu, serta posisi atau bentuk saat terdapat elemen yang tidak biasa.
5. Rencana Plafon
Gambar ini menampilkan rangka dan komponen lengkap dari plafon. Beberapa di antaranya adalah grid rangka, jenis penutup yang akan digunakan, dan penyesuaian yang dibutuhkan jika plafon memiliki variasi leveling atau naik turun.
Jenis penutup plafon biasanya memengaruhi penggunaan grid rangka plafon. Sebagai contoh, jika penutupnya menggunakan eternit, maka grid yang digunakan akan berukuran 1 meter x 1 meter, sedangkan jika menggunakan gypsum, grid yang digunakan akan berukuran 60 cm x 60 cm.
6. Pola Lantai
Rencana pola lantai terdiri dari tata letak grid, ukuran, jenis bahan atau material yang digunakan, serta variasi pola yang akan diterapkan sesuai dengan desain yang direncanakan.
7. Penempatan Pintu, Jendela, dan Detail
Gambar ini merupakan gambar kerja yang mengumpulkan informasi mengenai penempatan pintu dan jendela di seluruh ruangan dalam bangunan.
Selain itu, gambar ini juga mencakup informasi lengkap tentang ukuran pintu dan jendela, termasuk panjang, tinggi, lebar, dan ketebalannya. Rencana ini juga mencakup penggunaan bahan dan detail finishing sesuai kebutuhan.
8. Sanitasi, Air Bersih, dan Detailnya
Gambar ini berisi rencana mengenai strategi instalasi pipa untuk saluran air bersih, air kotor, dan tinja, serta lokasi septik tank, sumur resapan, dan bak kontrol.
Tidak hanya itu, gambar ini juga mencakup detail tentang bahan yang digunakan dan ukuran pipa untuk setiap saluran. Arsitek juga menggambarkan dimensi bak kontrol, septik tank, dan sumur resapan.
9. Instalasi Listrik dan Titik Lampu
Gambar ini menjelaskan semua persyaratan dan kebutuhan terkait instalasi listrik, termasuk jumlah saluran listrik, tata letaknya, posisi stop kontak, dan penempatan AC.
Gambar ini juga mencakup detail lebih lanjut mengenai pembagian daya, penggunaan MCB, dan lokasinya, serta daya yang diperlukan untuk lampu dan peralatan elektronik yang digunakan.
Kesimpulan
Sebagai penutup dari empatpilar.com, pemahaman yang mendalam tentang pengertian gambar kerja sangat penting bagi para profesional dalam berbagai bidang, seperti teknik, arsitektur, dan desain interior.
Gambar kerja bukan hanya sekadar gambar, tetapi merupakan instrumen komunikasi visual yang efektif yang berisi detil dan informasi penting tentang suatu proyek.
Selain itu, gambar kerja juga memungkinkan berbagai pihak terlibat untuk memiliki pemahaman yang sama dan jelas tentang proyek yang akan dikerjakan.