Pengertian Multivibrator Monostabil

Pengertian Multivibrator Monostabil, Cara Kerja dan Contoh Rangkaiannya

Posted on

Empat Pilar – Pengertian Multivibrator Monostabil, Cara Kerja dan Contoh Rangkaiannya. Apa itu multivibrator monostabil? Bagaimana cara kerjanya dan apa fungsi utamanya? Baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengertian multivibrator monostabil, cara kerja, dan fungsinya.

Multivibrator monostabil adalah rangkaian elektronik yang sering digunakan dalam aplikasi pengatur waktu dan pengenkripsi sinyal.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pengertian multivibrator monostabil, cara kerjanya, dan fungsinya. Mari kita mulai dengan memahami definisi dasar multivibrator monostabil.

Multivibrator monostabil adalah jenis rangkaian multivibrator yang memiliki satu keadaan stabil dan satu keadaan tidak stabil.

Keadaan stabil terjadi ketika multivibrator berada dalam satu keadaan output selama jangka waktu yang ditentukan oleh komponen eksternal.

Namun, setelah waktu yang ditentukan berlalu, multivibrator akan beralih kembali ke keadaan tidak stabil dan tetap berada di sana sampai ada stimulus baru yang mengubah keadaannya.

Pengertian Multivibrator Monostabil (Monostable Multivibrator)

Multivibrator Monostabil, juga dikenal sebagai Multivibrator Satu Tembakan, adalah jenis multivibrator yang memiliki satu keadaan stabil tunggal.

Istilah “mono” dalam namanya menunjukkan bahwa multivibrator ini hanya memiliki satu keadaan stabil dan juga keadaan kuasi-stabil.

Multivibrator Monostabil menghasilkan satu pulsa keluaran tunggal ketika dipicu oleh sinyal eksternal.

Setelah pulsa keluaran terbentuk, multivibrator ini kembali ke keadaan semula atau keadaan stabil setelah jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh waktu konstan dari rangkaian gabungan RC (Resistor-Kapasitor).

Penggunaan umum dari Multivibrator Monostabil adalah dalam aplikasi seperti sirkuit televisi dan sirkuit sistem kontrol.

Dalam sirkuit televisi, multivibrator monostabil dapat digunakan untuk menghasilkan pulsa sinkronisasi yang diperlukan untuk sinkronisasi gambar dan suara.

Sedangkan dalam sirkuit sistem kontrol, multivibrator monostabil digunakan untuk menghasilkan sinyal kontrol yang digunakan dalam proses pengendalian sistem.

Cara Kerja Multivibrator Monostabil

Setelah memahami Pengertian Multivibrator Monostabil, selanjutnya multivibrator monostabil adalah sebuah rangkaian elektronik yang menghasilkan satu denyut keluaran setelah menerima denyut pemicu. Rangkaian ini terdiri dari op-amp (penguat operasional) dan dioda yang berperan penting dalam proses kerjanya.

Pada keadaan stabil, dioda D1 akan mengclamp (menahan) tegangan pada titik sambungan masukan negatif pada op-amp sebesar 0,6 V. Hal ini menyebabkan output op-amp tetap pada satu keadaan tertentu. Dalam keadaan ini, rangkaian tidak menghasilkan denyut keluaran.

Namun, pada keadaan tak stabil, jika diberikan denyut pemicu negatif pada kapasitor C2, maka akan terjadi perubahan pada titik sambungan dioda D2 dengan masukan positif op-amp. Dalam kondisi ini, terjadi perubahan yang cukup besar pada tegangan masukan, sehingga menyebabkan output op-amp berubah menjadi kebalikan dari keadaan sebelumnya.

Proses kerja multivibrator monostabil dimulai dengan pemberian denyut pemicu negatif pada C2. Kapasitor C2 mulai mengisi muatan dan tegangan pada titik sambungan dioda D2 menjadi lebih tinggi dari tegangan pada titik sambungan dioda D1. Hal ini mengakibatkan perubahan polaritas pada masukan op-amp.

Pada saat tegangan di titik sambungan dioda D2 mencapai ambang tegangan yang diperlukan, op-amp akan mengalami perubahan keadaan dan menghasilkan denyut keluaran.

Amplitudo denyut keluaran bergantung pada karakteristik komponen-komponen rangkaian seperti nilai kapasitor dan resistor yang digunakan.

Setelah keluarnya denyut keluaran, kapasitor C2 akan mengalami pengosongan secara perlahan melalui resistor yang terhubung.

Saat tegangan di titik sambungan dioda D2 menjadi lebih rendah dari tegangan di titik sambungan dioda D1, op-amp kembali ke keadaan stabilnya dan output menjadi tetap.

Rangkaian Multivibrator Monostabil (Monostable Multivibrator)

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, terdapat dua transistor, yaitu Q1 dan Q2, yang saling terhubung melalui umpan balik.

Baca Juga :  Pengertian LED (Light Emitting Diode) : Cara Kerja dan Fungsinya Secara Lengkap

Kolektor transistor Q1 terhubung ke Basis transistor Q2 melalui kapasitor C1. Sementara itu, Basis Q1 terhubung ke kolektor Q2 melalui resistor R2 dan kapasitor C.

Tegangan suplai DC -VBB diberikan ke basis transistor Q1 melalui resistor R3. Pulsa pemicu diberikan ke basis Q1 melalui kapasitor C2 untuk mengubah keadaannya. RL1 dan RL2 adalah resistor beban untuk Q1 dan Q2.

Salah satu transistor, setelah mencapai keadaan stabil, menerima pulsa pemicu eksternal untuk mengubah keadaannya.

Setelah berubah, transistor tersebut tetap dalam keadaan kuasi-stabil selama periode waktu tertentu yang ditentukan oleh nilai konstanta waktu RC, dan kemudian kembali ke keadaan stabil sebelumnya.

Pengoperasian Multivibrator Monostabil

Sudah memahami Pengertian Multivibrator Monostabil? Lalu saat rangkaian dinyalakan, Transistor Q1 akan berada dalam keadaan MATI (OFF), sementara Q2 akan dalam keadaan HIDUP (ON).

Ini adalah keadaan stabil. Karena Q1 dalam keadaan mati, tegangan pada Kolektor akan menjadi VCC di titik A dan mengisi C1.

Sebuah sinyal atau pulsa pemicu positif diberikan ke Basis Transistor Q1, yang mengubah transistor Q1 menjadi HIDUP (ON). Hal ini akan menurunkan tegangan pada Kolektor dan mematikan transistor Q2.

Pada saat ini, Kapasitor C1 mulai mengosongkan dirinya. Tegangan positif dari Kolektor Transistor Q2 diberikan ke transistor Q1 dan menjaga Q1 tetap dalam keadaan HIDUP (ON).

Ini disebut sebagai keadaan kuasi-stabil. Transistor Q2 tetap dalam keadaan MATI (OFF) sampai kapasitor C1 sepenuhnya terosong. Setelah itu, Transistor Q2 akan menjadi HIDUP (ON) dengan tegangan yang diberikan melalui pelepasan kapasitor.

Catatan: Keadaan Kuasi-Stabil atau Quasi-Stable State adalah keadaan stabil sementara dalam pengoperasian multivibrator.

Bentuk Gelombang Multivibrator Monostabil

Konstanta waktu pada Multivibrator Monostabil dapat diubah dengan mengubah nilai kapasitor, C_t, resistor, R_t, atau keduanya.

Multivibrator Monostabil umumnya digunakan untuk memperpanjang lebar pulsa atau menghasilkan waktu tunda dalam rangkaian, karena frekuensi sinyal keluaran selalu sama dengan frekuensi pulsa pemicu masukan. Satu-satunya perbedaan adalah lebar pulsa.

Kelebihan dan Kelemahan Multivibrator Monostabil

Masih dalam pembahasan Pengertian Multivibrator Monostabil, selanjutnya multivibrator Monostabil memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan.

Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai kelebihan dan kelemahan dari Multivibrator Monostabil:

a. Kelebihan Multivibrator Monostabil

1. Desain Sirkuit Sederhana

Multivibrator Monostabil menggunakan desain sirkuit yang relatif sederhana, sehingga mudah untuk dirancang dan diimplementasikan.

Ini membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk proyek-proyek elektronik yang membutuhkan sirkuit pulsa sederhana.

2. Harga yang Relatif Murah

Komponen yang digunakan dalam Multivibrator Monostabil umumnya tersedia secara luas dan memiliki harga yang terjangkau.

Dengan demikian, sirkuit ini dapat dibangun dengan biaya yang relatif rendah, menjadikannya pilihan yang ekonomis dalam banyak aplikasi.

3. Stabilitas Pulsa yang Tinggi

Multivibrator Monostabil mampu menghasilkan pulsa dengan stabilitas yang tinggi. Ini berarti bahwa durasi pulsa yang dihasilkan cenderung konsisten dari satu siklus ke siklus berikutnya, asalkan komponen dan nilai-nilai parameter sirkuit tetap konstan.

b. Kelemahan Multivibrator Monostabil

1. Ketergantungan Waktu

Kelemahan utama dari Multivibrator Monostabil adalah ketergantungannya pada waktu antara aplikasi pulsa pemicu T yang lebih besar daripada konstanta waktu RC dari rangkaian.

Ini berarti bahwa durasi pulsa yang dihasilkan tergantung pada perbedaan waktu ini. Jika waktu antara pulsa pemicu terlalu singkat, sirkuit mungkin tidak berfungsi dengan benar.

2. Durasi Pulsa Tidak Terlalu Presisi

Meskipun Multivibrator Monostabil mampu menghasilkan pulsa dengan stabilitas yang tinggi, durasi pulsa yang dihasilkan cenderung tidak presisi secara mutlak.

Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti toleransi komponen dan variabilitas lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja sirkuit.

3. Rentan terhadap Gangguan Eksternal

Karena Multivibrator Monostabil menggunakan ketergantungan waktu untuk menghasilkan pulsa, sirkuit ini rentan terhadap gangguan eksternal yang dapat mempengaruhi waktu antara pulsa pemicu.

Gangguan seperti fluktuasi suhu, kebisingan listrik, atau ketidakstabilan sumber daya dapat mengakibatkan perubahan dalam durasi pulsa yang dihasilkan oleh sirkuit.

Saat merancang dan menggunakan Multivibrator Monostabil, penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan ini agar dapat memaksimalkan kegunaan sirkuit dan menghindari masalah yang mungkin timbul.

Baca Juga :  Apa Saja Syarat Pasang Listrik Bisnis? Simak Selengkapnya

Penutup

Dalam dunia elektronika, terdapat banyak rangkaian yang digunakan untuk berbagai aplikasi. Salah satu rangkaian yang umum digunakan adalah multivibrator monostabil.

Dalam artikel ini, empatpilar.com akan membahas pengertian multivibrator monostabil, cara kerjanya, dan contoh rangkaiannya.

Dalam kesimpulan, multivibrator monostabil adalah jenis rangkaian elektronika yang memiliki satu keadaan stabil dan satu keadaan tidak stabil.

Rangkaian ini bekerja dengan menggunakan kapasitor dan resistor untuk mengatur waktu transisi antara kedua keadaan tersebut. Contoh rangkaian multivibrator monostabil dapat digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik.

Dengan pemahaman yang baik tentang prinsip kerjanya, Kalian dapat merancang dan menerapkan rangkaian ini dalam proyek-proyek elektronika Kalian. Kata Pencarian Terpopulerhttps://www empatpilar com/pengertian-multivibrator-monostabil/,Monostable Multivibrator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *