Transistor NPN dan PNP

Pengertian & Perbedaan Transistor NPN dan PNP : Terlengkap

Posted on

Empat Pilar – Pengertian dan Perbedaan Transistor NPN dan PNP : Terlengkap. Apakah kalian tertarik mempelajari tentang transistor NPN dan PNP? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang transistor NPN dan PNP, fungsi, karakteristik, dan perbedaan keduanya.

Transistor adalah salah satu komponen elektronik paling penting dalam sirkuit elektronik modern.

Terdapat berbagai jenis transistor, namun transistor NPN dan PNP adalah yang paling umum digunakan.

Transistor NPN dan PNP memiliki peran yang sama dalam sirkuit elektronik, namun memiliki karakteristik dan konfigurasi yang berbeda.

Pada artikel ini, kita akan membahas fungsi, karakteristik, dan perbedaan antara transistor NPN dan PNP.

Kita juga akan membahas contoh penggunaannya dalam sirkuit elektronik dan pertanyaan umum tentang transistor NPN dan PNP.

Apa itu Transisitor?

Transistor merupakan salah satu komponen penting dalam dunia elektronika. Komponen ini berukuran kecil namun memiliki peran yang sangat vital dalam suatu rangkaian elektronik.

Transistor terbuat dari bahan semikonduktor seperti galium arsenide, silikon, atau germanium yang berfungsi sebagai elektroda aktif.

Komponen ini memiliki kemampuan sebagai penguat, penyambung, pemutus, stabilisator tegangan, hingga modulator sinyal dalam suatu rangkaian elektronik.

Dalam aplikasinya, transistor biasa dipakai sebagai penguat atau amplifier untuk meningkatkan amplitudo sinyal listrik.

Selain itu, transistor juga digunakan sebagai saklar dalam suatu rangkaian elektronik untuk mengalihkan arus listrik atau memutuskan jalur sirkuit.

Tidak hanya itu, transistor juga dapat digunakan sebagai stabilisator tegangan yang berfungsi untuk menjaga tegangan pada suatu level tertentu dalam suatu rangkaian.

Kemampuan ini sangat penting dalam menjaga kestabilan sirkuit elektronik.

Dalam dunia elektronik, transistor telah menjadi salah satu komponen yang sangat umum digunakan.

Hal ini dikarenakan kemampuannya yang sangat vital dalam memproses sinyal listrik dan menjaga stabilitas rangkaian elektronik.

Pengertian Transistor NPN dan PNP

Transistor NPN dan PNP adalah jenis transistor Bipolar yang umum digunakan dalam perangkat elektronik. Kedua jenis transistor ini bekerja dengan mengendalikan aliran arus dan tegangan dari emitor ke kolektor melalui kaki basis-nya.

-Transistor NPN menggunakan arus kecil dan tegangan positif pada kaki basis-nya untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan dari emitor ke kolektor.
-Sedangkan Transistor PNP menggunakan arus kecil dan tegangan negatif pada kaki basis-nya untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan dari emitor ke kolektor.

Meskipun keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu dapat digunakan untuk penguat atau switch (ON/OFF arus listrik), namun cara pengaplikasian ketiga kakinya berbeda antara Transistor NPN dan PNP.

Kedua jenis transistor ini memiliki tiga kaki yaitu Basis, Kolektor, dan Emitor. Namun, pengaplikasian ketiga kaki ini berbeda antara kedua jenis transistor ini.

Kamu akan sering menemukan Transistor NPN dan PNP di perangkat elektronik sehari-hari, seperti di radio, televisi, komputer, dan sebagainya.

Transistor BJT atau Bipolar Junction Transistor merupakan jenis transistor yang membutuhkan arus input untuk bekerja.

Oleh karena itu, penggunaannya sangat bergantung pada sinyal arus input yang diberikan.

Dalam prakteknya, Transistor NPN dan PNP dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti penguat audio, penguat sinyal, switch dan lain sebagainya.
Pemilihan jenis transistor yang tepat akan sangat mempengaruhi kinerja dan performa perangkat elektronik yang digunakan.

Cara Kerja Transistor NPN dan PNP

Berikut adalah prinsip kerja transistor NPN dan PNP yang harus dipahami

1. Transistor NPN

Transistor jenis NPN berfungsi sebagai sakelar atau penguat dalam rangkaian elektronik.

Untuk berfungsi sebagai sakelar, transistor NPN akan aktif (ON) ketika input tegangan di kaki basis (Lb) melebihi tegangan ambang (0,7 V). Pada saat itu, arus akan mengalir dari kolektor ke emitor (Lc).

Sebaliknya, jika input di kaki basis diturunkan hingga dibawah tegangan ambang, transistor NPN akan mati (OFF) dan arus yang mengalir dari kolektor ke emitor perlahan akan berhenti.

Baca Juga :  Mengenal Freon AC : Pengertian, Fungsi dan Cara Kerjanya

Prinsip kerja inilah yang memungkinkan transistor NPN berfungsi sebagai sakelar atau switch.

Untuk berfungsi sebagai penguat, transistor NPN mengakumulasi arus dari input di kaki kolektor dan input di kaki basis.

Dengan menaikkan tegangan di kaki basis, output yang keluar dari kaki emitor akan menguat. Dalam prakteknya, transistor NPN sering digunakan dalam rangkaian penguat sinyal dan daya.

Dalam aplikasi daya, transistor NPN dapat digunakan sebagai pengontrol daya pada motor, lampu, dan perangkat listrik lainnya.

2. Transistor PNP

Transistor PNP bekerja secara berbeda dengan transistor NPN. Pada transistor PNP, transistor akan aktif atau ‘ON’ bukan ketika sinyal input diberikan pada kaki basis, tetapi saat arus mengalir keluar dari kaki basis menuju ground.

Saat transistor PNP aktif, arus akan mengalir dari kaki kolektor ke kaki emitor.

Namun, penggunaan transistor PNP sebagai switch memang agak sulit, sehingga transistor jenis ini tidak terlalu populer dibandingkan dengan transistor NPN.
Sebab itu, transistor NPN lebih banyak diminati dalam aplikasi yang membutuhkan penggunaan switch.

Perbedaan Transistor NPN dan PNP

Jika mengamati dari penjelasan tentang cara kerja dari kedua transistor bipolar ini. Maka perbedaan Transistor NPN dan PNP dapat dirangkum sebagai berikut:

VariabelPNPNPN
Input BasisMuatan Negatif (-)Muatan Positif(+)
Tegangan PositifEmitorKolektor
Output di kolektorArus positifArus negatif
Aliran outputEmitor ke kolektorKolektor ke emitor
SimbolPanah ke dalamPanah ke luar

Cara Menentukan Transistor NPN dan PNP

Kedua Transistor ini secara teori memang sangat mudah dibuktikan karena perbedaan muatan pada kaki-kakinya, namun bagaimana membedakan atau menentukan kedua transistor ini secara fisik? Sedangkan jika dilihat secara fisik antara keduanya memiliki fisik yang sama.

Untuk menentukan jenis transistor yang digunakan, dapat dilakukan dengan menggunakan alat Avometer.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan jenis transistor NPN dan PNP dengan menggunakan Avometer:

Transistor NPN:

  • Pertama, ubah fungsi Avometer ke mode ohmmeter.
  • Tempelkan probe merah Avometer pada kaki emitor transistor.
  • Selanjutnya, tempelkan probe hitam Avometer pada kaki basis transistor.
  • Jika jarum pada Avometer bergerak, maka transistor tersebut merupakan jenis -NPN. Sebaliknya, jika jarum pada Avometer tidak bergerak, transistor tersebut bukan jenis NPN.

Transistor PNP:

  • Setel fungsi Avometer ke mode ohmmeter.
  • Hubungkan probe merah Avometer ke kaki basis transistor.
  • Kemudian, hubungkan probe hitam Avometer ke kaki emitor transistor.
  • Jika jarum pada Avometer bergerak, maka transistor tersebut merupakan jenis -PNP. Jika tidak, maka transistor tersebut bukan jenis PNP.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, maka jenis transistor yang digunakan dapat dengan mudah ditentukan menggunakan alat Avometer.

Cara Mengetahui Kaki Emitor dan Kolektor

Tentu saja kamu tidak ingin salah memasang transistor pada rangkaianmu. Maka tidak cukup hanya tahu kaki basis, kamu juga perlu mencari di mana posisi emitor dan di mana kolektor.

Setelah mengetahui jenis transistor yang digunakan dan letak kaki basis, langkah selanjutnya adalah menentukan kaki emitor dan kolektor.

Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Atur multimeter ke mode x10KOhm.
  • Misalnya transistor yang digunakan adalah jenis NPN. Tempatkan probe hitam (-) pada salah satu kaki transistor selain basis, sementara jari tanganmu juga harus menyentuh kaki transistor tersebut.
  • Kemudian, tempelkan probe merah (+) pada kaki yang lain yang juga bukan basis. Beda dengan tahap sebelumnya, jari tanganmu tidak boleh ikut menempel pada kaki transistor ini.
  • Setelah kedua probe sudah terpasang, sentuh kaki basis dengan jari tanganmu. Jika tidak terjadi perubahan pada indikator multimeter, tukar posisi kedua probe.
  • Tempelkan kembali jari tanganmu ke kaki basis, jika indikator multimeter menunjukkan perubahan maka kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor dan kaki tempat probe merah menempel adalah emitor.
  • Untuk transistor jenis PNP, lakukan langkah-langkah yang sama namun posisi probe merah dan probe hitam dibalik.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, kaki emitor dan kolektor pada transistor dapat dengan mudah ditentukan menggunakan multimeter.

Penutup

Dalam artikel ini, empatpilar.com telah membahas pengertian dan perbedaan antara transistor NPN dan PNP. Kedua jenis transistor ini memiliki struktur yang berbeda dan menghasilkan arus yang berlawanan. T

Baca Juga :  TV LED Sony Bravia Lampu Berkedip : Cara Mudah Mengatasinya

ransistor NPN memiliki emitor yang terhubung ke kutub negatif sumber tegangan, sedangkan transistor PNP memiliki emitor yang terhubung ke kutub positif sumber tegangan.

Selain itu, transistor NPN bekerja dengan mengalirkan arus elektron dari emitor ke kolektor, sedangkan transistor PNP bekerja dengan mengalirkan arus hole dari kolektor ke emitor.

Dalam aplikasinya, kedua jenis transistor ini digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda, seperti dalam rangkaian amplifikasi atau saklar.

Dengan pemahaman yang baik tentang pengertian dan perbedaan antara transistor NPN dan PNP, kita dapat lebih memahami bagaimana keduanya bekerja dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya dalam rangkaian elektronik. Kata Pencarian Terpopulerhttps://www empatpilar com/transistor-npn-dan-pnp/,apakah kaki kolektor c2053 pada arus ground

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *